“ETIKA
WIRAUSAHA”
Disusun
guna memenuhi tugas:
Mata
kuliah: Kewirausahaan
Dosen
Pengampu: Muh. Izza, MSI.
Disusun
oleh:
Irma
Ayu Purnami 2021 113
209
Istikharoh
2021
113 229
Kelas:
PAI F
PRODI
PAI JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN)
PEKALONGAN
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Salah satu aspek yang
sangat populer dan perlu mendapat perhatian dalam dunia bisnis ini adalah norma
dan etika bisnis. Etika bisnis selain dapat menjamin kepercayaan dan loyalitas
dari semua unsur yang berpengaruh pada perusahaan, juga sangat menentukan maju
atau mundurnya suatu perusahaan.
Etika
bisnis adalah suatu kode etik perilaku pengusaha berdasarkan nilai-nilai moral
dan norma yang dijadikan tuntunan dalam membuat keputusan dan memecahkan
persoalan. Kelompok pemilik kepentingan yang memengaruhi keputusan bisnis
adalah para pengusaha dan mitra usaha, petani dan perusahaan pemasok bahan
baku, organisasi pekerja, pemerintah, bank, investor, masyarakat umum,
pelanggan. Setiap perusahaan harus memiliki tanggungjawab terhadap semua pihak
yang bersangkutan dengan perusahaanya seperti tanggungjawabnya terhadap
lingkungan, karyawan, investor, pelanggan, masyarakat. Karena dengan beretika
bisnis yang baik selain dapat menjamin kepercayaan dan loyalitas dari semua
unsur yang berpengaruh pada perusahaan, juga sangat menentukan maju atau
mundurnya suatu perusahaan.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa pengertian dari etika wirausaha?
2.
Bagaimana kode etik dalam berwirausaha?
3.
Apa saja faktor
yang mempengaruhi etika?
4.
Bagaimana
tanggung jawab seorang wirausaha?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Etika
Istilah etika diartikan
sebagai suatu perbuatan standar (standard of conduct) yang memimpin
individu dalam membuat keputusan. Etika ialah suatu studi mengenai yang benar
dan yang salah dan pilihan moral yang dilakukan seseorang. Keputusan etik ialah
suatu hal yang benar mengenai perilaku standar.[1]
Menurut Zimmerer, etika bisnis adalah suatu kode etik perilaku pengusaha
berdasarkan nilai-nilai moral dan norma yang dijadikan tuntunan dalam membuat
keputusan dan memecahkan persoalan.[2]
Jadi sebenarnya
perilaku yang etis itu ialah perilaku yang mengikuti perintah Allah dan
menjauhi larangan-Nya. Dalam islam etiika bisnis ini sudah banyak dibahas dalam
berbagai literatur, dan sumber utamanya adalah Al Qur’an dan As Sunah.
Etika bisnis mencakup
hubungan antara perusahaan dengan orang yang menginvestasi uangnya dalam
perusahaan, dengan konsumen, pegawai, kreditur, saingan dan sebagainya.
Etika yang dimiliki oleh masing-masing
individu sebenarnya merupakan perkembangan dari etika sejak dulu, yang dianut oleh dan
disampaikan kepada kita oleh orang tua, guru, pemimpin agama, lingkungan kita
secara keseluruhan. Jadi etika yang digunakan oleh orang bisnis tidak terlepas
dari sumber-sumber yang sama.
Etika bisnis menyangkut
usaha membangun kepercayaan antara anggota masyarakat dengan perusahaan, dan
ini merupakan elemen sangat penting buat suksesnya suatu bisnis dalam jangka
panjang.
Menjunjung tinggi etika
harus dilakukan terhadap stakeholder perusahaan, menjaga etika adalah
suatu hal yang sangat penting untuk melindungi reputasi perusahaan.
B.
Etika Wirausaha
Dalam kehidupan bidang
usaha atau dunia bisnis, seorang wirausaha
tidak berdiam diri, tetapi memerlukan bantuan para wirausaha lainnya, bantuan
pihak pemerintah atau badan usaha terkait lainnya. Oleh karena itu, etika
seorang wirausaha harus menunjukkan tingkah laku yang baik, sopan santun,
tolong menolong, tenggang rasa, saling menghormati satu sama lainnya. Etika wirausaha adalah sebagai berikut:
1.
Wirausaha adalah
tugas mulia dan kebiasaan baik. Artinya bertugas untuk mewujudkan kenyataan
hidup dan berdasarkan kebiasaan yang baik dalam berwirausaha.
2.
Menempa pikiran
untuk maju. Artinya wirausaha melatih membiasakan diri untuk berprakarsa baik,
bertanggung jawab, dan percaya diri.
3.
Kebiasaan
membentuk watak. Artinya wirausaha membiasakan diri, bersikap mental untuk
berbuat maju, berpikir terbuka secara baik, dan bersih.
4.
Membersihkan
diri dari kebiasaan berfikir negative. Artinya wirausaha menjauhkan diri dari
sikap dan kebiasaan tidak baik.
5.
Kebiasaan
berprakarsa. Artinya wirausahawan harus membiasakan diri dalam mengembangkan
kegiatan pengelolaan usaha.
6.
Kepercayaan pada
diri sendiri.
7.
Membersihkan
hambatan ciptaan sendiri. Artinya wirausaha jangan mempunyai pikiran negative
seperti ragu-ragu, rendah diri terhadap hasil produk buatan sendiri.
8.
Mempunyai
kemauan, daya upaya, dan perencanaan untuk mengejar cita-cita mengembangkan
usahanya.[3]
Prinsip-prinsip etika dan perilaku bisnis:
1.
Kejujuran, yaitu
penuh kepercayaan, bersifat jujur, sungguh-sungguh, terus terang, tidak curang,
tidak mencuri, tidak
menggelapkan, tidak berbohong.
2.
Integritas, yaitu
memegang prinsip, melakukan kegiatan dengan hormat, tulus hati, berani dan
penug pendirian/keyakinan, tidak bermuka dua, tidak berbuat jahat dan saling
percaya.
3.
Memelihara janji, yaitu
selalu menaati janji, patut dipercaya, penuh komitmen, jangan
mengintepretasikan persetujuan dalam bentuk teknikal atau legalistik dengan
dalih ketidakrelaan.
4.
Kesetiaan, yaitu
hormat dan loyal kepada keluarga, teman, karyawan dan Negara, jangan
menggunakan atau memperlihatkan informasi yang diperoleh dalam
kerahasiaan,behitu juga dalam konteks professional, jaga/melindungi kemampuan
untuk membuat keputusan professional yang bebas dan teliti, hndari hal yang
tidak pantas dan konflik kepentingan.
5.
Kewajaran/keadilan,
yaituberlaku adil dan berbudi luhur, bersedia untuk mengakui kesalahan, dan
perlihatkan komitmen keadilan, persamaan perlakuan individual dan toleran
terhadap perbedaan, jangan bertindak melampaui batas atau mengambil keuntungan
yang tidak pantas dari kesalahan atau kemalangan orang lain.
6.
Suka membantu orang lain, yaitu
saling membantu, berbaik hati, belas kasihan, tolongmenolong, kebersamaan, dan
menghindari segala sesuatu yang membahayakan orang lain.
7.
Hormat kepada orang lain, yaitu
menghormati martabat manusia, menghormati kebebasan dan hak untuk menentukan
nasib sendiri bagi semua orang, bersopan santun, jangan merendahkan orang lain,
jangan mempermalukan orang lain.
8.
Warga Negara yang bertanggung jawab, yaitu
selalu menaati hukum/aturan, penuh kesadaran sosial, menghormati proses
demokrasi dalam mengambil keputusan.
9.
Mengejar keunggulan, yaitu
mengejar keunggulan dalam segala hal, baik dalam pertemuan personal maupun
pertanggungjawaban professional, tekun, dapat dipercaya/diandalkan, rajin penuh
komitmen, melakukan semua tugas dengan kemampuan terbaik, mengembangkan dan
mempertahankan tingkat kompetensi yang tinggi.
10.
Dapat dipertanggungjawabkan, yaitu memiliki tanggung jawab, menerima tanggung jawab atas
keputusan dan konsekuensinya, dan selalu memberi contoh.[4]
C.
Faktor
yang mempengaruhi etika
Banyak faktor yang
berpengaruh terhadap periaku etika, namun pada dasarnya ada tiga faktor utama
yaitu:
1.
Cultural
Difference, sebagaimana diketahui bahwa tiap
daerah, memiliki kebiasaan sendiri-sendiri, lain negara lain pula kebiasaanya.
Penyogokan, komisi, titipan, amplop, upeti, dsb. Tentu dipahami dalam bentuk
yang berbeda ditiap daerah, ada yang membolehkan dan ada yang melarang, ada yang
mengharuskan. Ada pula dibuat kesepakatan,bahwa dunia industri tidak dibenarkan
menggunakan penyogokan sebagai alat meneroboskan produknya ke suatu daerah,
walaupun demikian sogok menyogok ini tidak kunjung habis, dan sulit diberantas.
2.
Knowledge,
orang-orang
yang mengetahui, dan berada dalam jalur pengambil keputusan mencoba berusaha
tidak terlibat dalam masalah-masalah menyangkut masalah etika ini. Demikian
pula anda jika sudah mengetahui, bahwa perbuatan itu melanggar etika, maka
jangan mau melakukannya, karena hal ini melanggar kata hati anda, dan andaakan
berhadapan dengan hukum.
3.
Organizational
behavior, pondasi kokoh dari
sebuah etika bisnis, adalah iklim yang berlaku pada sebuah organisasi. Ada
organisasi yang betul-betul ketat menjaga etika, dan memberi pelatihan pada
karyawaannya agar selalu menjaga etika. Perusahaan besar banyak menerapkan kode
etik ini, mereka membuat definisi, memberi contoh nilai-nilai etik yang harus
diikuti dalam pelaksaanaan pekerjaan. Jika seorang manajer mempunyai rasa etik
yang lebih luhur akan tetapi karyawannya tidak memahami tujuan perilaku etik
ini, maka ini tak ada artinya, karyawan akan bekerja semuanya. Oleh sebab itu,
harus dibangun semacam komunikasi yang baik dan terus menerus dengan karyawan
agar mereka memahami lebih baik tentang pentingnya etika pada perusahaan.[5]
D.
Tanggung Jawab Wirausaha
1.
Tanggung jawab terhadap lingkungan.
Perusahaan harus ramah lingkungan, artinya perusahaan harus
memperhatikan, melestarikan dan menjaga lingkungan.
2.
Tanggung jawab terhadap
karyawan. Yaitu dengan cara:
-
Mendengarkan dan
mmenghormati pendapat karyawan
-
Memberikan umpan balik yang positif
-
Menceritakan kepada karyawan
tentang kepercayaan
-
Membiarkan karyawan
mengetahui keadaan perusahaan yang sebenarnya
-
Memberikan imbalan dan
kepercayaan kepada karyawan
3.
Tanggung jawab terhadap
pelanggan.
-
Menyediakan barang dan jasa
berkualitas
-
Memberikan harga produk yang
wajar dan adil
4.
Tanggung jawab terhadap
investor. Yaitu menyediakan pengembalian investasi yang menarik dengan
memaksimumkan laba dan melaporkan kinerja keuangan seakurat dan secepat
mungkin.
5.
Tanggung jawab terhadap
masyarakat. Yaitu menyediakan dan menciptakan kesehatan dan menyediakan berbagai
kontribusi terhadap masyarakat yang berada di sekitar lokasi perusahaan.
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Istilah etika diartikan sebagai
suatu perbuatan standar (standard of conduct) yang memimpin individu
dalam membuat keputusan. Etika ialah suatu studi mengenai yang benar dan yang
salah dan pilihan moral yang dilakukan seseorang.
Dalam kehidupan bidang usaha atau
dunia bisnis, seorang wirausaha
tidak berdiam diri, tetapi memerlukan bantuan para wirausaha lainnya, bantuan
pihak pemerintah atau badan usaha terkait lainnya. Oleh karena itu, etika
seorang wirausaha harus menunjukkan tingkah laku yang baik, sopan santun,
tolong menolong, tenggang rasa, saling menghormati satu sama lainnya.
Banyak faktor yang berpengaruh
terhadap periaku etika, namun pada dasarnya ada tiga faktor utama yaitu: Cultural Difference, Knowledge, dan Organizational
behavior.
Tanggung jawab wirausaha diantaranya ialah tanggung jawab terhadap
lingkungan, tanggung jawab terhadap karyawan, tanggung jawab terhadap
pelanggan, tanggung jawab terhadap investor, dan tanggung jawab terhadap
masyarakat.
B.
Saran
Kami menyadari makalah ini disusun jauh dari kesempurnaan. Namun
semoga makalah ini dapat menjadi manfaat para pembaca dan menjadi referensi
dalam penulisan makalah dengan tema yang sama dan saran kami agar dapat
memberikan penjelasan yang lebih kompleks dari makalah kami.
DAFTAR PUSTAKA
Alma, Buchari. 2011. Kewirausahaan. (Bandung: Alfabeta)
Anwar, Muhammad. 2014. Pengantar
Kewirausahaan.
(Jakarta: PT Fajar Interpratama Mandiri)
Daryano. 2012. PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN. (Yogyakarta:
Penerbit Gava Media)
Rusdiana,
M. M. 2014.
KEWIRAUSAHAAN Teori dan
Praktik.
(Bandung:
CV. Pustaka Setia)
[1] Buchari
Alma, Kewirausahaan (Bandung: Alfabeta, 2011), hlm. 238-239
[2] Muhammad
Anwar, Pengantar Kewirausahaan (Jakarta: PT Fajar Interpratama Mandiri,
2014), hlm. 90
[3] Rusdiana,
M. M, KEWIRAUSAHAAN Teori dan Praktik, (Bandung:
CV. Pustaka Setia, 2014), hlm. 129-131
[4] Daryano, PENDIDIKAN
KEWIRAUSAHAAN, (Yogyakarta: Penerbit Gava media, 2012), hlm. 24-26
[5] Buchari Alma,
Op.Cit., hlm. 239-242
Tidak ada komentar:
Posting Komentar