Selasa, 08 Maret 2016

Etika Wirausaha

“ETIKA WIRAUSAHA”


Disusun guna memenuhi tugas:
Mata kuliah: Kewirausahaan
Dosen Pengampu: Muh. Izza, MSI.


Logo-STAIN-Pekalongan.gif
Disusun oleh:


Irma Ayu Purnami                       2021 113 209
Istikharoh                                     2021 113 229
                       

Kelas: PAI F



PRODI PAI JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
2015
BAB I
PENDAHULUAN

A.           Latar Belakang Masalah
Salah satu aspek yang sangat populer dan perlu mendapat perhatian dalam dunia bisnis ini adalah norma dan etika bisnis. Etika bisnis selain dapat menjamin kepercayaan dan loyalitas dari semua unsur yang berpengaruh pada perusahaan, juga sangat menentukan maju atau mundurnya suatu perusahaan.
Etika bisnis adalah suatu kode etik perilaku pengusaha berdasarkan nilai-nilai moral dan norma yang dijadikan tuntunan dalam membuat keputusan dan memecahkan persoalan. Kelompok pemilik kepentingan yang memengaruhi keputusan bisnis adalah para pengusaha dan mitra usaha, petani dan perusahaan pemasok bahan baku, organisasi pekerja, pemerintah, bank, investor, masyarakat umum, pelanggan. Setiap perusahaan harus memiliki tanggungjawab terhadap semua pihak yang bersangkutan dengan perusahaanya seperti tanggungjawabnya terhadap lingkungan, karyawan, investor, pelanggan, masyarakat. Karena dengan beretika bisnis yang baik selain dapat menjamin kepercayaan dan loyalitas dari semua unsur yang berpengaruh pada perusahaan, juga sangat menentukan maju atau mundurnya suatu perusahaan.

B.            Rumusan Masalah
1.        Apa pengertian dari etika wirausaha?
2.        Bagaimana kode etik dalam berwirausaha?
3.        Apa saja faktor yang mempengaruhi etika?
4.        Bagaimana tanggung jawab seorang wirausaha?




BAB II
PEMBAHASAN

A.           Pengertian Etika
Istilah etika diartikan sebagai suatu perbuatan standar (standard of conduct) yang memimpin individu dalam membuat keputusan. Etika ialah suatu studi mengenai yang benar dan yang salah dan pilihan moral yang dilakukan seseorang. Keputusan etik ialah suatu hal yang benar mengenai perilaku standar.[1] Menurut Zimmerer, etika bisnis adalah suatu kode etik perilaku pengusaha berdasarkan nilai-nilai moral dan norma yang dijadikan tuntunan dalam membuat keputusan dan memecahkan persoalan.[2]
Jadi sebenarnya perilaku yang etis itu ialah perilaku yang mengikuti perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Dalam islam etiika bisnis ini sudah banyak dibahas dalam berbagai literatur, dan sumber utamanya adalah Al Qur’an dan As Sunah.
Etika bisnis mencakup hubungan antara perusahaan dengan orang yang menginvestasi uangnya dalam perusahaan, dengan konsumen, pegawai, kreditur, saingan dan sebagainya.
Etika yang dimiliki oleh masing-masing individu sebenarnya merupakan perkembangan dari etika sejak dulu, yang dianut oleh dan disampaikan kepada kita oleh orang tua, guru, pemimpin agama, lingkungan kita secara keseluruhan. Jadi etika yang digunakan oleh orang bisnis tidak terlepas dari sumber-sumber yang sama.
Etika bisnis menyangkut usaha membangun kepercayaan antara anggota masyarakat dengan perusahaan, dan ini merupakan elemen sangat penting buat suksesnya suatu bisnis dalam jangka panjang.
Menjunjung tinggi etika harus dilakukan terhadap stakeholder perusahaan, menjaga etika adalah suatu hal yang sangat penting untuk melindungi reputasi perusahaan.
B.            Etika Wirausaha
Dalam kehidupan bidang usaha atau dunia bisnis, seorang wirausaha tidak berdiam diri, tetapi memerlukan bantuan para wirausaha lainnya, bantuan pihak pemerintah atau badan usaha terkait lainnya. Oleh karena itu, etika seorang wirausaha harus menunjukkan tingkah laku yang baik, sopan santun, tolong menolong, tenggang rasa, saling menghormati satu sama lainnya. Etika wirausaha  adalah sebagai berikut:
1.        Wirausaha adalah tugas mulia dan kebiasaan baik. Artinya bertugas untuk mewujudkan kenyataan hidup dan berdasarkan kebiasaan yang baik dalam berwirausaha.
2.        Menempa pikiran untuk maju. Artinya wirausaha melatih membiasakan diri untuk berprakarsa baik, bertanggung jawab, dan percaya diri.
3.        Kebiasaan membentuk watak. Artinya wirausaha membiasakan diri, bersikap mental untuk berbuat maju, berpikir terbuka secara baik, dan bersih.
4.        Membersihkan diri dari kebiasaan berfikir negative. Artinya wirausaha menjauhkan diri dari sikap dan kebiasaan tidak baik.
5.        Kebiasaan berprakarsa. Artinya wirausahawan harus membiasakan diri dalam mengembangkan kegiatan pengelolaan usaha.
6.        Kepercayaan pada diri sendiri.
7.        Membersihkan hambatan ciptaan sendiri. Artinya wirausaha jangan mempunyai pikiran negative seperti ragu-ragu, rendah diri terhadap hasil produk buatan sendiri.
8.        Mempunyai kemauan, daya upaya, dan perencanaan untuk mengejar cita-cita mengembangkan usahanya.[3]

Prinsip-prinsip etika dan perilaku bisnis:
1.        Kejujuran, yaitu penuh kepercayaan, bersifat jujur, sungguh-sungguh, terus terang, tidak curang, tidak mencuri, tidak
menggelapkan, tidak berbohong.
2.        Integritas, yaitu memegang prinsip, melakukan kegiatan dengan hormat, tulus hati, berani dan penug pendirian/keyakinan, tidak bermuka dua, tidak berbuat jahat dan saling percaya.
3.        Memelihara janji, yaitu selalu menaati janji, patut dipercaya, penuh komitmen, jangan mengintepretasikan persetujuan dalam bentuk teknikal atau legalistik dengan dalih ketidakrelaan.
4.        Kesetiaan, yaitu hormat dan loyal kepada keluarga, teman, karyawan dan Negara, jangan menggunakan atau memperlihatkan informasi yang diperoleh dalam kerahasiaan,behitu juga dalam konteks professional, jaga/melindungi kemampuan untuk membuat keputusan professional yang bebas dan teliti, hndari hal yang tidak pantas dan konflik kepentingan.
5.        Kewajaran/keadilan, yaituberlaku adil dan berbudi luhur, bersedia untuk mengakui kesalahan, dan perlihatkan komitmen keadilan, persamaan perlakuan individual dan toleran terhadap perbedaan, jangan bertindak melampaui batas atau mengambil keuntungan yang tidak pantas dari kesalahan atau kemalangan orang lain.
6.        Suka membantu orang lain, yaitu saling membantu, berbaik hati, belas kasihan, tolongmenolong, kebersamaan, dan menghindari segala sesuatu yang membahayakan orang lain.
7.        Hormat kepada orang lain, yaitu menghormati martabat manusia, menghormati kebebasan dan hak untuk menentukan nasib sendiri bagi semua orang, bersopan santun, jangan merendahkan orang lain, jangan mempermalukan orang lain.
8.        Warga Negara yang bertanggung jawab, yaitu selalu menaati hukum/aturan, penuh kesadaran sosial, menghormati proses demokrasi dalam mengambil keputusan.
9.        Mengejar keunggulan, yaitu mengejar keunggulan dalam segala hal, baik dalam pertemuan personal maupun pertanggungjawaban professional, tekun, dapat dipercaya/diandalkan, rajin penuh komitmen, melakukan semua tugas dengan kemampuan terbaik, mengembangkan dan mempertahankan tingkat kompetensi yang tinggi.
10.     Dapat dipertanggungjawabkan, yaitu memiliki tanggung jawab, menerima tanggung jawab atas keputusan dan konsekuensinya, dan selalu memberi contoh.[4]

C.           Faktor yang mempengaruhi etika
Banyak faktor yang berpengaruh terhadap periaku etika, namun pada dasarnya ada tiga faktor utama yaitu:
1.        Cultural Difference, sebagaimana diketahui bahwa tiap daerah, memiliki kebiasaan sendiri-sendiri, lain negara lain pula kebiasaanya. Penyogokan, komisi, titipan, amplop, upeti, dsb. Tentu dipahami dalam bentuk yang berbeda ditiap daerah, ada yang membolehkan dan ada yang melarang, ada yang mengharuskan. Ada pula dibuat kesepakatan,bahwa dunia industri tidak dibenarkan menggunakan penyogokan sebagai alat meneroboskan produknya ke suatu daerah, walaupun demikian sogok menyogok ini tidak kunjung habis, dan sulit diberantas.
2.        Knowledge, orang-orang yang mengetahui, dan berada dalam jalur pengambil keputusan mencoba berusaha tidak terlibat dalam masalah-masalah menyangkut masalah etika ini. Demikian pula anda jika sudah mengetahui, bahwa perbuatan itu melanggar etika, maka jangan mau melakukannya, karena hal ini melanggar kata hati anda, dan andaakan berhadapan dengan hukum.
3.        Organizational behavior, pondasi kokoh dari sebuah etika bisnis, adalah iklim yang berlaku pada sebuah organisasi. Ada organisasi yang betul-betul ketat menjaga etika, dan memberi pelatihan pada karyawaannya agar selalu menjaga etika. Perusahaan besar banyak menerapkan kode etik ini, mereka membuat definisi, memberi contoh nilai-nilai etik yang harus diikuti dalam pelaksaanaan pekerjaan. Jika seorang manajer mempunyai rasa etik yang lebih luhur akan tetapi karyawannya tidak memahami tujuan perilaku etik ini, maka ini tak ada artinya, karyawan akan bekerja semuanya. Oleh sebab itu, harus dibangun semacam komunikasi yang baik dan terus menerus dengan karyawan agar mereka memahami lebih baik tentang pentingnya etika pada perusahaan.[5]

D.           Tanggung Jawab Wirausaha
1.        Tanggung jawab terhadap lingkungan. Perusahaan harus ramah lingkungan, artinya perusahaan harus memperhatikan, melestarikan dan menjaga lingkungan.
2.        Tanggung jawab terhadap karyawan. Yaitu dengan cara:
-       Mendengarkan dan mmenghormati pendapat karyawan
-       Memberikan umpan balik yang positif
-       Menceritakan kepada karyawan tentang kepercayaan
-       Membiarkan karyawan mengetahui keadaan perusahaan yang sebenarnya
-       Memberikan imbalan dan kepercayaan kepada karyawan
3.        Tanggung jawab terhadap pelanggan.
-       Menyediakan barang dan jasa berkualitas
-       Memberikan harga produk yang wajar dan adil
4.        Tanggung jawab terhadap investor. Yaitu menyediakan pengembalian investasi yang menarik dengan memaksimumkan laba dan melaporkan kinerja keuangan seakurat dan secepat mungkin.
5.        Tanggung jawab terhadap masyarakat. Yaitu menyediakan dan menciptakan kesehatan dan menyediakan berbagai kontribusi terhadap masyarakat yang berada di sekitar lokasi perusahaan.


BAB III
PENUTUP

A.           Simpulan
Istilah etika diartikan sebagai suatu perbuatan standar (standard of conduct) yang memimpin individu dalam membuat keputusan. Etika ialah suatu studi mengenai yang benar dan yang salah dan pilihan moral yang dilakukan seseorang.
Dalam kehidupan bidang usaha atau dunia bisnis, seorang wirausaha tidak berdiam diri, tetapi memerlukan bantuan para wirausaha lainnya, bantuan pihak pemerintah atau badan usaha terkait lainnya. Oleh karena itu, etika seorang wirausaha harus menunjukkan tingkah laku yang baik, sopan santun, tolong menolong, tenggang rasa, saling menghormati satu sama lainnya.
Banyak faktor yang berpengaruh terhadap periaku etika, namun pada dasarnya ada tiga faktor utama yaitu: Cultural Difference, Knowledge, dan Organizational behavior.
Tanggung jawab wirausaha diantaranya ialah tanggung jawab terhadap lingkungan, tanggung jawab terhadap karyawan, tanggung jawab terhadap pelanggan, tanggung jawab terhadap investor, dan tanggung jawab terhadap masyarakat.

B.            Saran
Kami menyadari makalah ini disusun jauh dari kesempurnaan. Namun semoga makalah ini dapat menjadi manfaat para pembaca dan menjadi referensi dalam penulisan makalah dengan tema yang sama dan saran kami agar dapat memberikan penjelasan yang lebih kompleks dari makalah kami.




DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari. 2011. Kewirausahaan. (Bandung: Alfabeta)
Anwar, Muhammad. 2014. Pengantar Kewirausahaan. (Jakarta: PT Fajar Interpratama Mandiri)
Daryano. 2012. PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN. (Yogyakarta: Penerbit Gava Media)
Rusdiana, M. M. 2014. KEWIRAUSAHAAN Teori dan Praktik. (Bandung: CV. Pustaka Setia)




[1] Buchari Alma, Kewirausahaan (Bandung: Alfabeta, 2011), hlm. 238-239
[2] Muhammad Anwar, Pengantar Kewirausahaan (Jakarta: PT Fajar Interpratama Mandiri, 2014), hlm. 90
[3] Rusdiana, M. M, KEWIRAUSAHAAN Teori dan Praktik, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2014), hlm. 129-131
[4] Daryano, PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN, (Yogyakarta: Penerbit Gava media, 2012), hlm. 24-26
[5] Buchari Alma, Op.Cit., hlm. 239-242

Tidak ada komentar:

Posting Komentar