Selasa, 08 Maret 2016
Manajemen Pendidikan Islam
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Akhir-akhir ini, manajemen sebagai ilmu begitu popular sehingga banyak kajian yang difokuskan pada manjemen baik berupa pelatihan, seminar, kuliah, maupun pembukaan program studi manajemen meliputi manajemen ekonomi, manajemen sumberdaya manusia, manajemen pendidikan, dan sebagainya.Dalam perkembangan selanjutnya, manajemen telah di implementasikan dalam berbagai persoalan yang bersifat batiniyah, seperti manajemen qalbu.
Awalmulanya, tema manajemen hanya popular dalam dunia perusahaan atau bisnis. Kemudian tema ini digunakan dalam profesi lainnya, termasuk oleh pendidikan dengan beberapa modifikasi dan spesifikasi tertentu lantaran terdapat perbedaan objek.Dalam pandangan ajaran Islam, segala sesuatu harus dilakukan secara rapi, benar, tertib, dan teratur. Proses-prosesnya harus diikuti dengan baik.Sesuatu tidak boleh dilakukan secara asal-asalan .Mulai dari urusan terkecil seperti mengatur urusan Rumah Tangga sampai dengan urusan terbesar seperti mengatur urusan sebuah negara semua itu diperlukan pengaturan yang baik, tepat dan terarah dalam bingkai sebuah manajemen agar tujuan yang hendak dicapai bisa diraih dan bisa selesai secara efisien dan efektif.
Pendidikan Agama Islam dengan berbagai jalur, jenjang, dan bentuk. Kesemuanya itu perlu pengelolaan atau manajemen yang sebaik-baiknya, sebab jika tidak bukan hanya gambaran negatif tentang pendidikan Islam yang ada pada masyarakat akan tetap melekat dan sulit dihilangkan bahkan mungkin Pendidikan Islam yang hak itu akan hancur oleh kebathilan yang dikelola dan tersusun rapi yang berada di sekelilingnya, sebagaimana dikemukakan Ali bin Abi Thalib :”kebenaran yang tidak terorganisir dengan rapi akan dihancurkan oleh kebathilan yang tersusun rapi”.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Manajemen Pendidikan Islam?
2. Apa yang menjadi Dasar Manajemen Pendidikan Islam?
3. Apa tujuan Manajemen Pendidikan Islam?
4. Bagimana Ruang Lingkup Praktik Manajemen Pendidikan Islam?
5. Apa saja Prinsip Manajemen Pendidikan Islam?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Manajemen Pendidikan Islam
Manajemen merupakan terjemahan secara langsung dari kata management yang berarti pengelolaan, ketataleksanaan, atau tata pimpinan. Management berakar dari kata kerja to manage yang berarti mengurus, mengatur, melaksanakan, atau mengelola. Kata tersebut merupakan asal dari kata دَبَّرَ (mengatur) yang terdapat dalam al-Qur’an surat as-Sajdah ayat 5 yang artinya sebagai berikut:
يُدَبِّرُ اْلأَمْرَ مِنَ السَّمَآءِ إِلَى اْلأَرْضِ ثُمَّ يَعْرُجُ إِلَيْهِ فِي يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُهُ أَلْفَ سَنَةِ مِّمَّا تَعُدُّونَ
“ Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya (lamanya) adalah seribu tahun menurut perhitunganmu (Q.S. As-Sajdah : 05)”.
Dari isi kandungan ayat di atas dapatlah diketahui bahwa Allah swt adalah pengatur alam (manager). Keteraturan alam raya ini merupakan bukti kebesaran Allah swt dalam mengelola alam ini. Namun, karena manusia yang diciptakan Allah SWT telah dijadikan sebagai khalifah di bumi, maka dia harus mengatur dan mengelola bumi dengan sebaik-baiknya sebagaimana Allah mengatur alam raya ini.
Ada beberapa pendapat para ahli mengenai definisi tentang manajemen sebagai berikut:
1. James H. Donnelu, et. al, “ Manajemen adalah sebuah proses yang dilakukan oleh satu orang atau lebih untuk mengatur kegiatan-kegiatan melalui orang lain sebagai upaya untuk mencapai tujuan yang tidak mungkin dilaksanakan satu orang saja.”
2. Sondang P. Siagian menyatakan bahwa manajemen adalah kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka mencapai tujuan melalui kegiatan orag lain.
3. Marry Papker Follett, “ Manajemen sebagai seni untuk mendapatkan sesuatu melalui sikap dan keterampilan tertentu.
Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut, maka manajemen dapat diartikan sebagai proses pemanfaatan semua sumber daya yang dimiliki (umat Islam, lembaga pendidikan atau lainnya) baik perangkat keras maupun perangkat lunak. Pemanfaatan tersebut melalui kerja sama dengan orang lain secara efektif, efisien dan produktif untuk mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan, baik di dunia maupun di akhirat.
Adapun Pendidikan dapat diartikan secara sempit, dan dapat pula diartikan secara luas. Secara sempit pendidikan dapat diartikan: “bimbingan yang diberikan kepada anak-anak sampai ia dewasa. Sedangkan pendidikan dalam arti luas adalah segala sesuatu yang menyangkut proses perkembangan dan pengembangan manusia, yaitu upaya mengembangkan dan menanamkan nilai-nilai bagi anak didik, sehingga nilai-nilai yang terkandung dalam pendidikan itu menjadi bagian kepribadian anak yang pada gilirannya ia menjadi orang pandai, baik, mampu hidup dan berguna bagi masyarakat.
Pengertian pendidikan tersebut di atas masih bersifat umum. Adapun pendidikan Islam ialah bimbingan yang diberikan oleh seseorang kepada seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam.
Menurut Prof. Dr. Oemar Muhammad Al-Toumy al-Syaebani, pendidikan Islam diartikan sebagai usaha mengubah tingkah laku individu dalam kehidupan pribadinya atau kehidupan kemasyarakatannya dan kehidupan dalam alam sekitarnya melalui proses kependidikan, perubahan tersebut dilandasi nilai-nilai Islami.
Menurut pandangan Islam, manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang di dalam dirinya diberi kelengkapan-kelengkapan psikologis dan fisik yang memiliki kecenderungan ke arah yang baik dan yang buruk.
وَنَفْسٍ وَمَا سَوَّاهَا (٧) فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا (٨) قَدْ أَفْلَحَ مَن زَكَّاهَا (٩) وَقَدْ خَابَ مَن دَسَّاهَا (١٠
Tanpa melaui proses kependidikan, manusia dapat menjadi makhluk yang serba diliputi oleh dorongan-dorongan nafsu jahat, ingkar dan kafir terhadap Tuhannya. Hanya dengan melalui proses kependidikan manusia akan dapat dimanusiakan sebagai hamba Tuhan yang mampu mentaati ajaran AgamaNya dengan penyerahan diri secara total sesuai ucapan dalam sholat:
إِنَّ صَلاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
“Sesungguhnya sholatku, ibadahku, dan seluruh hidupku serta matiku semata-mata bagi Allah, Pendidik seluruh alam.”
Mujamil Qomar mengartikan manajemen pendidikan Islam ialah suatu proses pengelolaan lembaga pendidikan Islam secara Islami dengan cara menyiasati sumber-sumber balajar dan hal-hal lain yang terkait untuk mencapai tujuan pendidikan Islam secara efektif dan efisien.
Berdasarkan berbagai uraian di atas maka dapat di definisikan bahwa manajemen pendidikan Islam sebagai suatu proses dengan menggunakan berbagai sumber daya untuk melakukan bimbingan terhadap pertumbuhan rohani dan jasmani seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam.
B. Dasar-Dasar Manajemen Pendidikan Islam
Dasar manajemen pendidikan Islam secara garis besar ada 3 (tiga) yaitu: Al-Qur’an, As-Sunnah serta perundang-undang yang berlaku di Indonesia.
1. Al-Qur’an
Banyak Ayat-ayat Al-Qur’an yang bisa menjadi dasar tentang manajemen pendidikan Islam. Ayat-ayat tersebut bisa dipahami setelah diadakan penelaahan secara mendalam. Di antara ayat-ayat Al-Qur’an yang dapat dijadikan dasar manajemen pendidikan Islam adalah sebagai berikut:
وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنْفِرُوا كَافَّةً فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِنْهُمْ طَائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِ وَلِيُنْذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوا إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ (122)
“Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya”. (QS.At-Taubah: 122).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Islam menegaskan tentang pentingnya manajemen, di antaranya manajemen pendidikan, lebih khusus lagi manajemen sumber daya manusia.
2. As-Sunnah
Rasulullah SAW adalah juru didik dan beliau juga menjunjung tinggi terhadap pendidikan dan memotivasi umatnya agar berkiprah dalam pendidikan dan pengajaran. Rasulullah SAW bersabda:
Barang siapa yang menyembunyikan ilmunya maka Allah akan mengekangnya dengan kekang berapi ( HR. Ibnu Majah).
Berdasarkan pada hadits di atas, Rasulullah SAW memiliki perhatian yang besar terhadap pendidikan.
3. Perundang-undangan yang Berlaku di Indonesia
Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan dalam Pasal 30 ayat 1 bahwa: “Pendidikan keagamaan diselenggarakan oleh pemerintah dan/atau kelompok masyarakat dari pemeluk agama, sesuai dengan peraturan perundangundangan”.
Disebutkan pula dalam Pasal 30 ayat 2 bahwa “Pendidikan keagamaan berfungsi menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran agamanya dan/atau menjadi ahli ilmu agama”.
C. Tujuan Manajemen Pendidikan Islam
Pada dasarnya, manajemen pendidikan Islam adalah kegiatan memimpin, mengatur, serta mengarahkan waktu, ruang, personal, daya, dana, dan fasilitas dengan efektif dan efisien dalam interaksi kegiatan pendidikan Islam secara teoritis maupun praktis agar tujuan pendidikan tersebut tercapai. Dalam mencapai tujuan, pendidikan Islam perlu pengembangan yang berorientasi kedepan, persepsi yang berpandangan ke luar, berwatak disiplin, serta berpijak pada budaya bangsa.
Dari asumsi tersebut, dapat dipahami bahwa manajemen pendidikan Islam adalah upaya untuk mencapai tujuan pendidikan Islam. Sedangkan secara operasional, tujuan manajemen pendidikan Islam bisa dilihat dari tujuan manajemen pendidikan pada umumnya meliputi beberapa hal, yaitu:
1. Mengkoordinir sumber-sumber pendidikan ke arah tercapainya sasaran atau tujuan pendidikan secara efektif dan efisien,
2. Menghubungkan pendidikan dengan lingkungan luar dan menanggapi kebutuhan masyarakat,
3. Mengembangkan iklim pendidikan untuk mencapai tujuan, baik secara institusi maupun secara umum,
4. Melaksanakan fungsi-fungsi yang telah ditetapkan, dan
5. Melaksanakan berbagai peranan pendidikan, baik antarindividu (personal) maupun antar unit kerja dalam pendidikan.
D. Ruang lingkup Praktik Manajemen Pendidikan Islam
Sebagaimana definisi yang dikemukakan oleh Muhaimin, bahwa manajemen pendidikan Islam merupakan aktivitas pendidikan yang diselenggarakan dengan hasrat untuk mengejawantahkan ajaran dan nilai-nilai Islam. Dalam praktiknya di indonesia pendidikan Islam setidak-tidaknya dapat dikelompokkan ke dalam lima jenis, yaitu:
1. Pondok Pesantren atau Madrasah Diniyah, yang menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional di sebut sebagai pendidikan kegamaan (Islam) formal, seperti pondok pesantren/Madrasah Diniyah (Ula, wustha, ‘Ulya, dan Ma’had ‘Ali).
2. PAUD/RA, BA, TA, Madrasah da pendidika lanjutan seperti IAIN, STAIN atau Universitas Islam Negeri yang bernaung di bawah Kementerian Agama.
3. Pendidikan Usia dini, RA, BA, TA, sekolah/perguruan tinggi yang diselenggaraakan di bawah naungan yayasan dan organisasi Islam.
4. Pelajaran agama Islam di sekolah/ madrasah/perguruan tinggi sebagai suatu mata pelajaran atau mata kuliah, dan atau sebagai program studi; dan
5. Pendidikan Islam dalam keluarga atau di tempat-tempat ibadah, dan/atau di forum-forum kajian keislaman, majelis taklim, dan institusi-institusi lainnya yang sekarang sedang digalakkan oleh masyarakat, atau pendidikan (Islam) melalui jalur pendidikan nonformal, dan informal.
Ruang lingkup praktik manajemen pendidikan Islam dalam definisi kedua yang dikemukakan oleh Muhaimin, yaitu sistem pendidikan dari dan disemangati atau dijiwai oleh ajaran dan nilai-nilai Islam. Dalam pengertian ini pendidikan Islam dapat juga mencakup;
1. Pendidik/guru/dosen kepala Madrasah/sekolah atau pimpinan perguruan Tinggi dan / atau tenaga kependidikan lainnya yang melakukan dan mengembangkan aktivitas kependidikannya disemangati atau dijiwai oleh ajaran dan nilai-nilai Islam.
2. Komponen-komponen pendidikan lainnya seperti tujuan, materi/bahan ajar, alat/ media/ sumber belajar, metode, evaluasi, lingkungan/konteks, manajemen dan lain-lain yang disemangati atau dijiwai oleh ajaran dan nilai-nilai Islam atau yang bercirikhas Islam.
Dengan demikian lingkup praktik manajemen pendidikan Islam meliputi manajemen kelembagaan dan program pendidikan Islam serta aspek spirit Islam melekat pada setiap aktivitas pendidikan.
E. Prinsip-prinsip Manajemen Pendidikan Islam
Pentingnya prinsip-prinsip dasar dalam praktik manajemen antara lain:
1) menentukan cara/metode kerja;
2) pemilihan pekerja dan pengembangan keahliannya;
3) pemilihan prosedur kerja;
4) menentukan bata-batas tugas;
5) mempersiapkan dan membuat spesifikasi tugas;
6) melakukan pendidikan dan latihan;
7) menetukan sistem dan besarnya imbalan. Semua itu dimaksudkan untuk meningkatkan efektivitas, efisiensi dan produktivitas kerja.
Prinsip manajemen pendidikan Islam menurut Ramayulis dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Ikhlas
Dan (katakanlah) : “Luruskanlah muka (diri) mu disetiap shalat dan sembahlah Allah dengan mengikhlaskan ketaatanmu kepada-Nya. Sebagaimana Dia telah menciptakan kamu pada permulaan (demikian pulalah) kamu akan kembali pada-Nya”. (Q.S. AL-A’raf: 29)
Ayat di atas mengajarkan tentang keikhlasan. Segala aaktivitas yang dilakukan manusia hendaknya dijadikan sebagai ibadah kepada Allah SWT. Pengabdian yang bernilai tinggi adalah yang disertai dengan keikhlasan hati hanya karena Allah.
2. Kejujuran
“Orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan yang membenarkannya, mereka itulah orang-orang yang bertaqwa.” (Q.S. Al-Zumr : 33)
Ayat di atas dapat dijadikan prinsip bahwa sikap manajer dalam pendidikan Islam selalu menjunjung kebenaran dan kejujuran. Kebenaran dan kejujuran akan membawa manusia benar-benar mampu mencapai pada derajat ketaqwaan. Sedangkan, ketaqwaan adalah taraf tertinggi bagi orang yang beriman.
3. Amanah
Firman Allah SWT:
“Sesungguhnya Allah memerintahkan kamu untuk menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya.” (Q.S. Al- Nisa’ : 58)
Dalam prosesnya, sistem manajemen dalam pendidikan harus mempunyai prinsip amanat. Sebab, tanpa amanat, para pengelola akan bekerja dengan ragu-ragu dan serba salah. Akan tetapi, jika mereka diberi kepercayaan penuh, mereka akan mengerahkan seluruh potensi yang ada pada diri mereka demi kemajuan pendidikan Islam.
4. Adil
Firman Allah SWT:
“Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menajdi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adail.berlaku adillah, karena dail itu lebih dekat kepada taqwa. Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. Al Maidah : 8)
5. Tanggung Jawab
Firman Allah SWT:
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebaikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya.” (Q.S. Al- Baqarah : 286)
Dari ayat diatas, dapat dipetik prinsip bahwa semua tindakan yang dilakukan oleh seorang manager akan dimintai pertanggungjawaban. Demikian juga segala aktivitas dalam kebijaksanaan yang diambil oleh pengelola pendidikan Islam harus dipertanggungjawabkan. Pertanggungjawaban ini bukan hanya dihadapan manusia dan masyarakat, akan tetapi juga dihadapan Allah SWT.
6. Dinamis
Firman Allah SWT:
“Sesungguhnya Allah tidak merubah (nasib) suatu kaum, sehingga kaum itu berubah (nasib) mereka sendiri”. (Q.S. Al-Ra’d : 10)
Ayat di atas mengadung prinsip bahwa sistem manajemen dalam pendidikan Islam seharusnya merupakan sebuah sistem yang dinamis, bukan statis. Dinamika tersebut selalu diarahkan kepada tujuan pendidikan Islam dan dilandasi dengan prinsip-prinsip manajemen.
7. Praktis
Firman Allah SWT:
“Demi masa. Sesungguhnya manusia. Itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya menepati kesabaran”. (Q.S. Al-‘Ashr : 1-3)
Teori manajemen dalam Pendidikan Islam harus dapat diaplikasikan. Pengaplikasian ini pada dasarnya merupakan implementasi keimanan seorang Muslim dalam bentuk amal saleh.
8. Fleksibel
“Dan Aku (Allah) tidak mengutusmu (Muhammad) kecuali menjadi rahmat bagi seluruh alam.” (Q.S. Al-Anbiya’ : 107)
Sistem manajemen dalam pendidikan Islam diharapkan mampu memberi “warna” bahkan mengarahkan sistem manajemen pendidikan lain ke arah yang lebih bermanfaat.
Dengan prinsip-prinsip diatas, sistem manajemen pendidikan Islam mampu memberikan kontribusi besar. Sistem manajemen tersebut mampu memberikan arahan yang positif bagi perkembangan dunia manajemen. Arahan positif tersebut dimulai dari dataran konsep, teoritis, berakhir pada dataran praktis. Arahan ini dimaksudkan agar sistem manajemen kontemporer dewasa ini yang pada mulanya bersifat material (berat sebelah) dapat bergeser menjadi sistem manajemen yang benar-benar integral dan bulat.
BAB III
PENUTUP
Manajemen adalah suatu usaha, merencanakan, mengorganisir, mengarahkan, mengkordinir serta mengawasi kegiatan dalam suatu organisasi agar tercapai tujuan organisasi secara efisien dan efektif. Sedangkan Pendidikan Islam dapat diartikan sebagai bimbingan terhadap pertumbuhan rohani dan jasmani menurut ajaran Islam dengan hikmah mengarahkan, mengajarkan, melatih, mengasuh dan mengawasi berlakunya semua ajaran Islam. Jadi bias disimpulkan bahwa manajemen pendidikan Islam adalah suatu proses dengan menggunakan berbagai sumber daya untuk melakukan bimbingan terhadap pertumbuhan rohani dan jasmani seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam.
Dasar manajemen pendidikan Islam ada dalam beberapa ayat Al-Qur’an seperti dalam surat At-Taubah ayat 122, dan dalam hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah. Selain itu, dalam Negara Indonesia juga mengatur tentang manajemen pendidikan, yakni UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan dalam Pasal 30 ayat 1 dan 2.
Tujuan manajemen pendidikan Islam adalah agar segenap sumber, peralatan ataupun sarana yang ada dalam suatu organisasi tersebut dapat digerakkan sedemikian rupa sehingga dapat menghindarkan sampai tingkat seminimal mungkin segenap pemborosan waktu, tenaga, materil, dan uang guna mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan terlebih dahulu.
Ruang lingkup praktik manajemen pendidikan Islam meliputi manajemen kelembagaan dan program pendidikan Islam serta aspek spirit Islam melekat pada setiap aktivitas pendidikan. Sedangkan mengenai prinsip manajemen pendidikan Islam setidaknya ada 14, diantaranya; pembagian kerja, kejelasan dalam wewenang dan tanggung jawab, disiplin, kesatuan komando, kesatuan arah, lebih memprioritaskan kepentingan umum/organisasi daripada kepentingan pribadi, pemberian kontra prestasi, sentralisasi, rantai skalar, tertib, pemerataan, stabilitas dalam menjabat, inisiatif, dan semangat kelompok.
DAFTAR PUSTAKA
Ramayulis. 2008. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia.
Wahjosumidjo. 1987. Kepemimpinan dan Motivasi. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Tafsir Ahmad. 2001. Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Arifin M.. 1993. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Fatah Nanang. 2008. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Umiarso dan Baharuddin. 2012. Kepemimpinan pendidikan Islam Antara Teori & Praktik. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Muhaimin, dkk. 2010. Manajemen Pendidikan Islam “Aplikasinya dalam Penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah/Madrasah. Jakarta : Kencana
Mujamil Qomar. 2008. Manajemen Pendidikan Islam. Jakarta: Erlangga.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar