FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI
PERKEMBANGAN
MANUSIA
Disusun guna memenuhi tugas:
Mata Kuliah : Psikologi
Perkembangan
Dosen Pengampu :
Sri Muniroh, M.A
Disusun oleh:
Irma Ayu Purnami 2021113209
Kelas : PAI F
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Perkembangan (development) adalah proses atau tahapan pertumbuhan ke arah
yang lebih maju, pertumbuhan sendiri (growth) berarti tahapan peningkatan
sesatu dalam hal jumlah, ukuran, dan arti pentingnya. Pertumbuhan juga dapat
berarti sebuah tahapan perkembangan (a stage of development). Pengertian
perkembangan menunjuk pada suatu proses ke arah yang lebih sempurna dan tidak
begitu saja dapat diulang kembali. Perkembangan menunjuk pada perubahan yang
bersifat tetap dan tidak dapat diputar kembali.
Perkembangan juga berkaitan dengan belajar khususnya mengenai isi proses
perkembangan, apa yang berkembang berkaitan dengan perilaku belajar. Dismping
itu juga bagaimana hal sesuatu dipelajari. Suatu definisi yang relevan
dikemukakan oleh Monks sebagai berikut:” Perkembangan psikologis merupkan suatu
proses yang dinamis. Dalam proses tersebut sifat individu dan sifat lingkungan
menentukan tingkah laku apa yang mempengaruhinya, diantaranya faktor genetika,
faktor lingkungan, dan faktor kematangan. Adapun teori-teori tentang faktor
yang mempengaruhi perkembangan itu diantaranya teori Nativisme, Empirisme, dan
Konvergensi.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Perkembangan?
2. Aspek-aspek apakah yang mengalami perubahan dalam perkembangan?
3.
Faktor-faktor apakah
yang mempengaruhi perkembangan?
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Perkembangan
Kata
perkembangan seringkali digandengkan dengan pertumbuhan dan kematangan.
Ketiganya memang mempunyai hubungan yang sangat erat. Pertumbuhan dan
perkembangan pada dasarnya ialah perubahan, perubahan menuju ke tahap yang
lebih tinggi atau lebih baik.[1]
B. Aspek Yang Mengalami Perubahan dalam Perkembangan
Stabilitas dan perubahan juga terjadi dalam berbagai ranah, atau dimensi
diri. Dan ada 3 aspek perubahan yang saling terkait dan tak lepas dari
perkembangan maupun pertumbuhan, diantaranya:
1. Aspek Fisik
Segala
yang dapat mempengaruhi domain perkembangan lainnya adalah pertumbuhan tubuh
dan otak, kapasitas sensoris, ketrampilan motorik, dan kesehatan merupakan
bagian dari perkembangan fisik. Sebagai contoh, seorang anak yang sering
mengalami infeksi telinga akan lebih lambat mengembangkan kemampuan
berbahasanya ketimbang anak yang sehat.
Proses perkembangan fisik ditandai dengan
perubahan ukuran organ fisik eksternal (tangan, kaki, badan) yang makin
membesar, memanjang, melebar, tinggi. Sedangkan perubahan internal ditandai
dengan makin matangnya sistem syaraf dan jaringan sel-sel yang makin kompleks,
sehingga mampu menaikan fungsi hormon, kelenjar maupun ketrampilan motoriknya.
2. Aspek
Kognitif
Perkembangan
kognitif adalah perubahan dan stabilitas dalam kemampuan mental, perhatian,
ingatan, bahasa, pemikiran, logika, dan kreativitas. Perkembangan kognitif
berhubungan dengan meningkatnya kemampuan berpikir (thingking),
memecahkan masalah (problem solving), mengambil keputusan (disicion
making), kecerdasan (intelegence), bakat (aptitude).
Optimalisasi perkembangan kognitif sangat dipengaruhi oleh kematangan
fisiologis, terutama pada bayi dan anak. Sehingga perkembangan kognitif makin
baik dan koordinatif.
3.
Aspek
Psikososial
Perkembangan
psikososial adalah perubahan dan stabilitas dalam emosi, kepribadian, dan
hubungan sosial. Perkembangan inilah yang dapat mempengaruhi fungsi fisik dan
kognitif. Kecemasan menghadapi masalah misalnya, dapat berakibat pada penurunan
prestasi. Dukungan sosial dapat menolong seseorang untuk menghadapi potensi
efek negatif stres terhadap kesehatan fisik dan mental.
Walaupun
telah dipilah-pilah perkembangan fisik, kognitif, dan psikososial, akan tetapi
seseorang akan lebih dari sekedar sekumpulan elemen-elemen yang terpisah satu dengan
yang lain. Dan semua elemen tersebut akan memberi kontribusi besar pada
kepercayaan diri, dapat mempengaruhi penerimaan sosial, pilihan kerja, dll.[2]
C. Faktor Umum yang mempengaruhi Perkembangan
1.
Faktor Hereditas
(pembawaan /turunan)
Heredity ialah faktor
pembawaan atau turunan yang bersifat alamiah (nature). Penurunan sifat-sifat
atau ciri-ciri dari satu generasi ke generasi lain dengan perantara plasma
benih.[3]
Hereditas merupakan faktor pertama yang mempengaruhi perkembangan individu.[4]
Warisan atau turunan yang dibawa anak sejak dari kandungan sebagian besar dari
kedua orang tuanya dan selebihnya berasal dari nenek moyangnya kedua belah
pihak (ibu dan ayahnya).[5]
Contoh dari faktor
keturunan:
a. Bentuk
tubuh dan warna kulit
Salah
satu warisan yang dibawa anak sejak lahir adalah mengenai bentuk tubuh dan
warna kulit. Misalnya ada anak yang memiliki bentuk tubuh gemuk seperti ibunya.
Bila anak yang berpembawaan gemuk seperti ini, bagaimanapun susah hidupnya
nanti, dia sukar menjadi kurus, tetapi sebaliknya sedikit saja ia makan, akan mudah
menjadi gemuk.[6]
b. Sifat-sifat
Sifat-sifat
yang dimiliki oleh seseorang adalah salah satu aspek yang diwarisi dari ibu,
ayah, atau nenek dan kakek. Bermacam-macam sifat yang dimiliki manusia,
misalnya: penyabar, pemarah kikir, pemboros, hemat dan sebagainya.
Sifat-sifat
tersebut dibawa sejak lahir. Ada yang dapat dilihat atau diketahui selagi anak
masih kecil dan ada pula yang diketahui sesudah ia besar. Misalnya sifat keras
(pelawan/bandel) sudah dapat dilihat sewaktu anak masih berumur kurang dari
satu tahun, sedangkan sifat pemarah baru dapat diketahui setelah anak lancar
berbicara, yaitu sekitar umur 5 tahun.
Para
ahli psikologi telah membagi tipe-tipe manusia berdasarkan sifat yang
dimilikinya. Salah satu pembagian yang dikemukakan Edward Spranger adalah:
*) Manusia ekonomi : Memiliki sifat hemat, rajin bekerja, dan
sebagainya.
*) Manusia teori :
Suka berpikir, meneliti, dan sebagainya.
*) Manusia politik : Suka menguasai dan memerintah.
*)
Manusia sosial : Suka membantu
orang lain.
*) Manusia seni :
Suka keindahan dan memiliki perasaan.
*) Manusia agama : Suka mengabdi dan taat melaksnakan
ibadah.[7]
c. Intelegensi
Intelegensi adalah
kemampuan yang bersifat umum untuk mengadakan penyesuaian terhadap suatu
situasi atau masalah. Kemampuan yang bersifat umum tersebut meliputi berbagai
jenis kemampuan psikis seperti abstrak, berpikir mekanis, matematis, memahami,
mengingat, berbahasa dan sebagainya.
Kemampuan umum atau
intelegensi seseorang dapat diketahui secara lebih tepat dengan menggunakan tes
intelegensi., niali rata-rata rapor murid dapat menjadi penggantinya karena
nilai rapor merupakan gambaran tentang kecerdasan umum pada setiap anak.
Melalui rapor dapat diketahui tingkat kecerdasan anak dibandingkan dengan
teman-teman sekelasnya, walaupunbelum merupakan gambaran intelegensi yang
standar. Untuk mengetahui tingkat intelegensi seseorang secara pasti harus
digunakan tes yang standar.[8]
d.
Bakat
Bakat adalah kemampuan
khusus yang menonjol diantara berbagai jenis kemampuan yang dimiliki seseorang.
Kemampuan khusus ini biasanya berbentuk keterampilan atau suatu bidang ilmu,
misalnya kemampuan khusus (bakat) dalam bidang seni musik, seni suara,
olahraga, matematika, bahasa, ekonomi, keguruan, sisial, agama, dan sebagainya.
Bakat (kemampuan
khusus) sebagaimana halnya dengan intelegensi merupakan warisan dari orang tua,
nenek, kakek, dari pihak ibu dan bapak. Warisa dapat dipupuk dan dikembangkan
dengan bermacam cara terutama dengan pelatihan dan didukung dana yang memadai.
Seseorang yang memiliki bakat tertentu sejak kecilnya, namun tidak memperoleh
kesempatan untuk mengembangnya sebab tidak memiliki dana untuk latihan, maka
bakatnya tidak dapat berkembang.
e.
Penyakit atau
cacat tubuh
Beberapa
penyakit atau cacat tubuh bisa berasal dari turunan, seperti penyakit kebutaan,
saraf, dan luka yang sulit kering (darah terus keluar).
Penyakit
yang dibawa sejak lahir akan terus mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
jasmani dan rohani anak.[9]
2.
Faktor
Lingkungan
Besar
kecilnya pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan dan perkembangannya
bergantung pada keadaan lingkungan anak itu sendiri serta jasmani dan
rohaninya.
a.
Keluarga
Keluarga, tempat anak diasuh dan
dibesarkan, berpengaruh besar terhadap pertumbuhan dan perkembangannya,
terutama keadaan ekonomi rumah tangga serta tingkat kemampuan orang tua dalam
merawat sangat besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan jasmani anak. Sementara
tingkat pendidikan orang tua juga besar pengaruhnya terhadap perkembangan
rohani anak, terutama kepribadian dan kemajuan pendidikannya.
Anak yang dibesarkan dalam lingkungan
keluarga berada pada umumnya sehat dan cepat pertumbuhan badannya dibandingkan
dengan anak dari keluarga yang tidak mampu (miskin). Demikian pula yang orang
tuanya berpendidikan akan menghasilkan anak yang berpendidikan pula.
b. Sekolah
Sekolah merupakan salah
satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak terutama untuk
kecerdasannya. Anak yang tidak pernah sekolah akan tertinggal dalam berbagai
hal. Sekolah sangat berperan dalam meningkatkan pola pikiranak karena di 100
sekolah mereka dapat belajar bermacam-macam ilmu pengetahuan. Tinggi rendahnya
pendidikan dan jenis sekolahnya turut menentukan pola pikir serta kepribadian
anak.
c. Masyarakat
Masyarakat adalah
lingkungan tempat tinggal anak. Mereka juga termasuk teman-teman anak diluar
sekolah. Kondisi orang-orang didesa atau kota tempat tinggal iaa juga turut
mempengaruhi perkembangan jiwanya.
Anak-anak yang
dibesarkan di kota berbeda pola pikirnya dengan anak desa. Perbedaan sikap dan
pola pikir adalah akibat pengaruh dan lngkungan masyarakat yang berbeda antara
kota dan desa.
d. Keadaan
alam sekitar
Keadaan alam sekitar tempat anak
tinggal juga berpengaruh bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Sebagai
contoh: anak yang tinggal di daerah panas, ia akan memakai baju yang tipis,
banyak minum, sedikit makan. Sedangkan anak yang tinggal didaerah dingin, ia
akan memakai baju yang tebal, banyak makan, sedikit minum.[10]
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Perkembangan adalah
proses atau tahapan pertumbuhan ke arah yang lebih maju. Faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan, diantaranya faktor hereditas, faktor lingkungan dan
faktor kematangan. Fkaator hereditas merupakan totalitas karakteristik individu
yang diwariskan orang tua kepada anak, atau segala potensi (baik fisik maupun
psikis) yang dimiliki individu sejak masa konsepsi sebagai pewarisan dari pihak
orang tua melalui gen-gen. Faktor lingkungan adalah keseluruhan fenomena
(peristiwa, situasi, atau kondisi) fisik/alam atau sosial yang mempengaruhi
atau dipengaruhi perkembangan individu dalam hal ini adalah faktor lingkungan
dalam dan lingkungan luar.
Adapun teori-teori dalam
faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan individu adalah teori Nativisme,
Teori Empirisme dan teori Konvergensi. Teori nativisme menyatakan bahwa manusia
yang baru dilahirkan telah memiliki bakat dan pembawaan, baik dari area berasal
dari keturunan orang tuanya, nenek moyangnya maupun karena memang ditakdirkan
demikian. Teori empirisme berpendapat bahwa anak yang baru lahir laksana kertas
yang putih bersih atau semacam tabula rasa (tabula =meja, rasa= lilin)
sedangkan teori Konvergensi mengatakan bahwa anak lahir didunia ini memiliki
bakat baik dan buruk, sedangkan perkembangan anak selanjutnya akan dipengaruhi
oleh lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
M. Sholehudin Sugeng. 2008.
Psikologi Perkembangan dalam perspektif pengantar. Pekalongan: STAIN
Pekalongan Press.
Yusuf Syamsu LN. 2005. Psikologi
perkembangan anak dan remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.
Ahmadi Abu. 2005. Psikologi Perkembangan. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
http://roinalrois.blogspot.co.id/2014/04/faktor-yang-mempengaruhi-perkembangan.html
Rochmah Elfi
Yuliani. 2005. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta:STAIN Press.
[1] Elfi Yuliani
Rochmah, Psikologi Perkembangan (Yogyakarta:STAIN Press, 2005), hlm. 26
[2] http://roinalrois.blogspot.co.id/2014/04/faktor-yang-mempengaruhi-perkembangan.html
[3] M. Sugeng
Sholehudin, Psikologi Perkembangan dalam perspektif pengantar
(Pekalongan: STAIN Pekalongan Press, 2008), hlm. 59
[4] Syamsu Yusuf
LN, Psikologi perkembangan anak dan remaja (Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Offset, 2005), hlm. 31
[5] Abu Ahmadi, Psikologi
Perkembangan (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005), hlm. 47-48
[6] M. Sugeng
Sholehudin, Op.Cit., hlm. 60-61
[7] Abu Ahmadi, Op.Cit.,
hlm. 48-50
[8] M. Sugeng
Sholehudin, Op.Cit., hlm. 62
[9] Abu Ahmadi, Op.Cit.,
hlm. 53-55
[10] M. Sugeng
Sholehudin, Op.Cit.,hlm. 65-67
Tidak ada komentar:
Posting Komentar