Selasa, 08 Maret 2016

Faktor-faktor yang mempengaruhi Perkembangan manusia

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERKEMBANGAN MANUSIA


Disusun guna memenuhi tugas:
Mata Kuliah       : Psikologi Perkembangan
                                          Dosen Pengampu   : Sri Muniroh, M.A

Logo-STAIN-Pekalongan.gif


Disusun oleh:
Irma Ayu Purnami               2021113209




Kelas       : PAI F

JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
2015

BAB I
PENDAHULUAN


A.  Latar Belakang Masalah
Perkembangan (development) adalah proses atau tahapan pertumbuhan ke arah yang lebih maju, pertumbuhan sendiri (growth) berarti tahapan peningkatan sesatu dalam hal jumlah, ukuran, dan arti pentingnya. Pertumbuhan juga dapat berarti sebuah tahapan perkembangan (a stage of development). Pengertian perkembangan menunjuk pada suatu proses ke arah yang lebih sempurna dan tidak begitu saja dapat diulang kembali. Perkembangan menunjuk pada perubahan yang bersifat tetap dan tidak dapat diputar kembali.
Perkembangan juga berkaitan dengan belajar khususnya mengenai isi proses perkembangan, apa yang berkembang berkaitan dengan perilaku belajar. Dismping itu juga bagaimana hal sesuatu dipelajari. Suatu definisi yang relevan dikemukakan oleh Monks sebagai berikut:” Perkembangan psikologis merupkan suatu proses yang dinamis. Dalam proses tersebut sifat individu dan sifat lingkungan menentukan tingkah laku apa yang mempengaruhinya, diantaranya faktor genetika, faktor lingkungan, dan faktor kematangan. Adapun teori-teori tentang faktor yang mempengaruhi perkembangan itu diantaranya teori Nativisme, Empirisme, dan Konvergensi.

B.  Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan Perkembangan?
2.      Aspek-aspek apakah yang mengalami perubahan dalam perkembangan?
3.      Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi perkembangan?







BAB II
PEMBAHASAN

A.  Pengertian Perkembangan
Kata perkembangan seringkali digandengkan dengan pertumbuhan dan kematangan. Ketiganya memang mempunyai hubungan yang sangat erat. Pertumbuhan dan perkembangan pada dasarnya ialah perubahan, perubahan menuju ke tahap yang lebih tinggi atau lebih baik.[1]
B.  Aspek Yang Mengalami Perubahan dalam Perkembangan
Stabilitas dan perubahan juga terjadi dalam berbagai ranah, atau dimensi diri. Dan ada 3 aspek perubahan yang saling terkait dan tak lepas dari perkembangan maupun pertumbuhan, diantaranya:
1.    Aspek Fisik
Segala yang dapat mempengaruhi domain perkembangan lainnya adalah pertumbuhan tubuh dan otak, kapasitas sensoris, ketrampilan motorik, dan kesehatan merupakan bagian dari perkembangan fisik. Sebagai contoh, seorang anak yang sering mengalami infeksi telinga akan lebih lambat mengembangkan kemampuan berbahasanya ketimbang anak yang sehat.
       Proses perkembangan fisik ditandai dengan perubahan ukuran organ fisik eksternal (tangan, kaki, badan) yang makin membesar, memanjang, melebar, tinggi. Sedangkan perubahan internal ditandai dengan makin matangnya sistem syaraf dan jaringan sel-sel yang makin kompleks, sehingga mampu menaikan fungsi hormon, kelenjar maupun ketrampilan motoriknya.
2.    Aspek Kognitif
Perkembangan kognitif adalah perubahan dan stabilitas dalam kemampuan mental, perhatian, ingatan, bahasa, pemikiran, logika, dan kreativitas. Perkembangan kognitif berhubungan dengan meningkatnya kemampuan berpikir (thingking), memecahkan masalah (problem solving), mengambil keputusan (disicion making), kecerdasan (intelegence), bakat (aptitude). Optimalisasi perkembangan kognitif sangat dipengaruhi oleh kematangan fisiologis, terutama pada bayi dan anak. Sehingga perkembangan kognitif makin baik dan koordinatif.
3.    Aspek Psikososial
Perkembangan psikososial adalah perubahan dan stabilitas dalam emosi, kepribadian, dan hubungan sosial. Perkembangan inilah yang dapat mempengaruhi fungsi fisik dan kognitif. Kecemasan menghadapi masalah misalnya, dapat berakibat pada penurunan prestasi. Dukungan sosial dapat menolong seseorang untuk menghadapi potensi efek negatif stres terhadap kesehatan fisik dan mental.
Walaupun telah dipilah-pilah perkembangan fisik, kognitif, dan psikososial, akan tetapi seseorang akan lebih dari sekedar sekumpulan elemen-elemen yang terpisah satu dengan yang lain. Dan semua elemen tersebut akan memberi kontribusi besar pada kepercayaan diri, dapat mempengaruhi penerimaan sosial, pilihan kerja, dll.[2]
C.  Faktor Umum yang mempengaruhi Perkembangan
1.    Faktor Hereditas (pembawaan /turunan)
Heredity ialah faktor pembawaan atau turunan yang bersifat alamiah (nature). Penurunan sifat-sifat atau ciri-ciri dari satu generasi ke generasi lain dengan perantara plasma benih.[3] Hereditas merupakan faktor pertama yang mempengaruhi perkembangan individu.[4] Warisan atau turunan yang dibawa anak sejak dari kandungan sebagian besar dari kedua orang tuanya dan selebihnya berasal dari nenek moyangnya kedua belah pihak (ibu dan ayahnya).[5]
Contoh dari faktor keturunan:
a.  Bentuk tubuh dan warna kulit
Salah satu warisan yang dibawa anak sejak lahir adalah mengenai bentuk tubuh dan warna kulit. Misalnya ada anak yang memiliki bentuk tubuh gemuk seperti ibunya. Bila anak yang berpembawaan gemuk seperti ini, bagaimanapun susah hidupnya nanti, dia sukar menjadi kurus, tetapi sebaliknya sedikit saja ia makan, akan mudah menjadi gemuk.[6]
b.      Sifat-sifat
Sifat-sifat yang dimiliki oleh seseorang adalah salah satu aspek yang diwarisi dari ibu, ayah, atau nenek dan kakek. Bermacam-macam sifat yang dimiliki manusia, misalnya: penyabar, pemarah kikir, pemboros, hemat dan sebagainya.
Sifat-sifat tersebut dibawa sejak lahir. Ada yang dapat dilihat atau diketahui selagi anak masih kecil dan ada pula yang diketahui sesudah ia besar. Misalnya sifat keras (pelawan/bandel) sudah dapat dilihat sewaktu anak masih berumur kurang dari satu tahun, sedangkan sifat pemarah baru dapat diketahui setelah anak lancar berbicara, yaitu sekitar umur 5 tahun.
Para ahli psikologi telah membagi tipe-tipe manusia berdasarkan sifat yang dimilikinya. Salah satu pembagian yang dikemukakan Edward Spranger adalah:
*) Manusia ekonomi      : Memiliki sifat hemat, rajin bekerja, dan sebagainya.
*) Manusia teori             : Suka berpikir, meneliti, dan sebagainya.
*) Manusia politik          : Suka menguasai dan memerintah.
*) Manusia sosial           : Suka membantu orang lain.
*) Manusia seni              : Suka keindahan dan memiliki perasaan.
*) Manusia agama          : Suka mengabdi dan taat melaksnakan ibadah.[7]
c. Intelegensi
Intelegensi adalah kemampuan yang bersifat umum untuk mengadakan penyesuaian terhadap suatu situasi atau masalah. Kemampuan yang bersifat umum tersebut meliputi berbagai jenis kemampuan psikis seperti abstrak, berpikir mekanis, matematis, memahami, mengingat, berbahasa dan sebagainya.
Kemampuan umum atau intelegensi seseorang dapat diketahui secara lebih tepat dengan menggunakan tes intelegensi., niali rata-rata rapor murid dapat menjadi penggantinya karena nilai rapor merupakan gambaran tentang kecerdasan umum pada setiap anak. Melalui rapor dapat diketahui tingkat kecerdasan anak dibandingkan dengan teman-teman sekelasnya, walaupunbelum merupakan gambaran intelegensi yang standar. Untuk mengetahui tingkat intelegensi seseorang secara pasti harus digunakan tes yang standar.[8]
d.      Bakat
Bakat adalah kemampuan khusus yang menonjol diantara berbagai jenis kemampuan yang dimiliki seseorang. Kemampuan khusus ini biasanya berbentuk keterampilan atau suatu bidang ilmu, misalnya kemampuan khusus (bakat) dalam bidang seni musik, seni suara, olahraga, matematika, bahasa, ekonomi, keguruan, sisial, agama, dan sebagainya.
Bakat (kemampuan khusus) sebagaimana halnya dengan intelegensi merupakan warisan dari orang tua, nenek, kakek, dari pihak ibu dan bapak. Warisa dapat dipupuk dan dikembangkan dengan bermacam cara terutama dengan pelatihan dan didukung dana yang memadai. Seseorang yang memiliki bakat tertentu sejak kecilnya, namun tidak memperoleh kesempatan untuk mengembangnya sebab tidak memiliki dana untuk latihan, maka bakatnya tidak dapat berkembang.
e.       Penyakit atau cacat tubuh
Beberapa penyakit atau cacat tubuh bisa berasal dari turunan, seperti penyakit kebutaan, saraf, dan luka yang sulit kering (darah terus keluar).
Penyakit yang dibawa sejak lahir akan terus mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak.[9]
2.      Faktor Lingkungan
Besar kecilnya pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan dan perkembangannya bergantung pada keadaan lingkungan anak itu sendiri serta jasmani dan rohaninya.
a.    Keluarga
       Keluarga, tempat anak diasuh dan dibesarkan, berpengaruh besar terhadap pertumbuhan dan perkembangannya, terutama keadaan ekonomi rumah tangga serta tingkat kemampuan orang tua dalam merawat sangat besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan jasmani anak. Sementara tingkat pendidikan orang tua juga besar pengaruhnya terhadap perkembangan rohani anak, terutama kepribadian dan kemajuan pendidikannya.
       Anak yang dibesarkan dalam lingkungan keluarga berada pada umumnya sehat dan cepat pertumbuhan badannya dibandingkan dengan anak dari keluarga yang tidak mampu (miskin). Demikian pula yang orang tuanya berpendidikan akan menghasilkan anak yang berpendidikan pula.
b.    Sekolah
Sekolah merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak terutama untuk kecerdasannya. Anak yang tidak pernah sekolah akan tertinggal dalam berbagai hal. Sekolah sangat berperan dalam meningkatkan pola pikiranak karena di 100 sekolah mereka dapat belajar bermacam-macam ilmu pengetahuan. Tinggi rendahnya pendidikan dan jenis sekolahnya turut menentukan pola pikir serta kepribadian anak.
c.    Masyarakat
Masyarakat adalah lingkungan tempat tinggal anak. Mereka juga termasuk teman-teman anak diluar sekolah. Kondisi orang-orang didesa atau kota tempat tinggal iaa juga turut mempengaruhi perkembangan jiwanya.
Anak-anak yang dibesarkan di kota berbeda pola pikirnya dengan anak desa. Perbedaan sikap dan pola pikir adalah akibat pengaruh dan lngkungan masyarakat yang berbeda antara kota dan desa.
d.   Keadaan alam sekitar
Keadaan alam sekitar tempat anak tinggal juga berpengaruh bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Sebagai contoh: anak yang tinggal di daerah panas, ia akan memakai baju yang tipis, banyak minum, sedikit makan. Sedangkan anak yang tinggal didaerah dingin, ia akan memakai baju yang tebal, banyak makan, sedikit minum.[10]
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Perkembangan adalah proses atau tahapan pertumbuhan ke arah yang lebih maju. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan, diantaranya faktor hereditas, faktor lingkungan dan faktor kematangan. Fkaator hereditas merupakan totalitas karakteristik individu yang diwariskan orang tua kepada anak, atau segala potensi (baik fisik maupun psikis) yang dimiliki individu sejak masa konsepsi sebagai pewarisan dari pihak orang tua melalui gen-gen. Faktor lingkungan adalah keseluruhan fenomena (peristiwa, situasi, atau kondisi) fisik/alam atau sosial yang mempengaruhi atau dipengaruhi perkembangan individu dalam hal ini adalah faktor lingkungan dalam dan lingkungan luar.
Adapun teori-teori dalam faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan individu adalah teori Nativisme, Teori Empirisme dan teori Konvergensi. Teori nativisme menyatakan bahwa manusia yang baru dilahirkan telah memiliki bakat dan pembawaan, baik dari area berasal dari keturunan orang tuanya, nenek moyangnya maupun karena memang ditakdirkan demikian. Teori empirisme berpendapat bahwa anak yang baru lahir laksana kertas yang putih bersih atau semacam tabula rasa (tabula =meja, rasa= lilin) sedangkan teori Konvergensi mengatakan bahwa anak lahir didunia ini memiliki bakat baik dan buruk, sedangkan perkembangan anak selanjutnya akan dipengaruhi oleh lingkungan.










DAFTAR PUSTAKA


M. Sholehudin Sugeng. 2008. Psikologi Perkembangan dalam perspektif pengantar. Pekalongan: STAIN Pekalongan Press.

Yusuf Syamsu LN. 2005. Psikologi perkembangan anak dan remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

Ahmadi Abu. 2005. Psikologi Perkembangan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

http://roinalrois.blogspot.co.id/2014/04/faktor-yang-mempengaruhi-perkembangan.html

Rochmah Elfi Yuliani. 2005. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta:STAIN Press.


[1] Elfi Yuliani Rochmah, Psikologi Perkembangan (Yogyakarta:STAIN Press, 2005), hlm. 26
[2] http://roinalrois.blogspot.co.id/2014/04/faktor-yang-mempengaruhi-perkembangan.html
[3] M. Sugeng Sholehudin, Psikologi Perkembangan dalam perspektif pengantar (Pekalongan: STAIN Pekalongan Press, 2008), hlm. 59
[4] Syamsu Yusuf LN, Psikologi perkembangan anak dan remaja (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2005), hlm. 31
[5] Abu Ahmadi, Psikologi Perkembangan (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005), hlm. 47-48
[6] M. Sugeng Sholehudin, Op.Cit., hlm. 60-61
[7] Abu Ahmadi, Op.Cit., hlm. 48-50
[8] M. Sugeng Sholehudin, Op.Cit., hlm. 62
[9] Abu Ahmadi, Op.Cit., hlm. 53-55
[10] M. Sugeng Sholehudin, Op.Cit.,hlm. 65-67

Tidak ada komentar:

Posting Komentar