KOMUNIKASI DAN POSES PEMBELAJARAN
Makalah
Disusun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah : Teknologi Pendidikan
Dosen Pengampu : Ahmad Afroni, M.Pd
oleh :
1.
Tina Lusiati
(2021113080)
2.
Irma Ayu Purnami (2021113209)
3.
Nailal Izzati (2021113285)
4.
Nia Ni’matul Aulia (2021113000)
5.
Afriyani (2021113083)
Kelas B
PRODI PAI
JURUSAN
TARBIYAH
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
PEKALONGAN
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Upaya
peningkatan kualitas sumber daya manusia tidak dapat dipisahkan dari upaya
peningkatan kualitas pendidikan yang sekarang ini sedang menjadi sorotan dan
harapan banyak orang di Indonesia. Wujud dari proses pendidikan yang paling
riil terjadi di lapangan dan bersentuhan langsung dengan sasaran adalah berupa
kegiatan belajar mengajar pada tingkat satuan pendidikan. Kualitas kegiatan
belajar mengajar atau sering disebut dengan proses pembelajaran tentu saja akan
berpengaruh terhadap mutu pendidikan yang output-nya berupa sumber
daya manusia.
Kegiatan pembelajaran
merupakan proses transformasi pesan edukatif berupa materi belajar dari sumber
belajar kepada peserta
didik. Dalam pembelajaran terjadi proses komunikasi untuk menyampaikan pesan dari
pendidik kepada peserta didik dengan tujuan agar pesan dapat diterima dengan
baik dan berpengaruh terhadap pemahaman serta perubahan tingkah laku. Dengan
demikian keberhasilan kegiatan pembelajaran sangat tergantung kepada
efektifitas proses komunikasi yang terjadi dalam pembelajaran tersebut.
B.
RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian Komunikasi dan Pembelajaran
2. Macam-Macam Komunikasi
3. Fungsi Komunikasi
4. Hambatan dalam Komunikasi
5. Komunikasi dalam proses belajar mengajar
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Komunikasi dan Pembelajaran
Komunikasi adalah suatu proses yakni
aktivitas untuk mencapai tujuan komunikasi itu sendiri. Dengan demikian proses
komunikasi terjadi bukan secara kebetulan akan tetapi dirancang dan diarahkan
kepada pencapaian tujuan.
Dalam proses komunikasi selamanya
melibatkan tiga komponen penting antara lain:
1.
Sumber
pesan yaitu orang yang akan menyampaikan atau mengkomunikasikan sesuatu
2.
Pesan
itu sendiri atau segala sesuatu yang ingin disampaikan atau materi komunikasi
3.
Penerima
pesan yaitu orang yang akan menerima informasi melalui indara mata dan telinga
untuk diolah sehingga dapat dipahami.[1]
Proses komunikasi tersebut selalu
mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan zaman dan majunya ilmu
pengetahuan.[2]
Efektivitas komunikasi dapat dilihat
dari aktivitas penerima pesan melalui feedback yang dilakukannya, misalnya
dengan bertanya, menjawab atau melaksanakan pesan yang disampaikan. Dari
respond penerima tersebut, akan terjadi umpan balik yang menunjukkan adanya
efektivitas komunikasi.[3]
B.
Macam-Macam Komunikasi
Proses
belajar mengajar pada hakikatnya adalah proses komunikasi. Pada komunikasi
pembelajaran guru berperan sebagai pengantar pesan dan siswa sebagai penerima
pesan. Pembelajaran sebagai suatu proses komunikasi digambarkan pada bagian
berikut ini:
Gambar: Komunikasi Langsung
Pengirim pesan dalam sistem pembelajaran bisa
dilakukan oleh guru, dosen atau instruktur secara langsung kepada penerima
pesan yakni siswa, mahasiswa atau peserta belajar. Dalam konteks ini
pembelajaran berlangsung secara bertatap muka antara guru dan siswa. Media yang
digunakan dalam proses pembelajaran langsung ini biasanya adalah bahasa verbal.
Melalui bahasa verbal guru (instruktur) menyampaikan pesan yang ingin
diinformasikannya.
Dalam suatu proses komunikasi secara langsung diperlukan
alat bantu yang berfungsi untuk mempermudah penyampaian pesan. Inilah hakikat
dari media pembelajaran. Oleh sebab itu bagan komunikasi ditambah dengan unsur
media sebagai berikut:
Gambar:
Komunikasi dengan Media
Dalam konteks komunikasi secara langsung seperti
diatas, fungsi media adalah sebagai alat bantu untuk guru dalam
mengkomunikasikan pesan, agar proses komunikasi berjalan dengan baik.
Disamping proses pembelajaran sebagai proses
komunikasi yang dapat dilakukan secara langsung, juga proses komunikasi bisa
dilakukan secara tidak langsung. Guru bisa mendesain pesan yang ingin
disampaikan tidak dilaksanakan secara langsung, akan tetapi pesan didesain
melalui media tertentu. Dengan demikian media pembelajaran tidak lagi berfungsi
sebagai alat yang dapat mempermudah siswa belajar akan tetapi berfungsi sebagai
sumber belajar, oleh karena gagasan dan ide disampaikan tidak lagi diberikan
secara langsung akan tetaapi dikemas sedemikian rupa dalam sebuah media yang
dapat dipelajari secara individual tanpa memerlukan kehadiran guru.[4]
C.
Fungsi Komunikasi
Media Komunikasi pembelajaran bukan hanya sekedar
menginformasikan gagasan, atau menyampaikan sesuatu akan tetapi lebih dari pada
itu. Ada empat fungsi komunikasi dalam proses pembelajaran, yakni:
1.
Fungsi
menjelaskan
Fungsi untuk menjelaskan merupakan fungsi utama dari
media komunikasi. Manakala kita lihat dari sejarahnya, memang media komunikasi
pertama kali dikembangkan untuk membantu menjelaskan sesuatu. Misalnya dalam
proses mengajar yang dilakukan guru, media pembelajaran sering digunakan untuk
membantu menjelaskan informasi yang disampaikan guru pada sekelompok siswa.
Dalam konteks ini posisi media pembelajaran lebih berperan dan dipengaruhi oleh
guru.
2.
Fungsi Menjual
gagasan
Fungsi ini hampir sama dengan fungsi yang pertama.
Bedanya terletak pada isi dan sumber informasi yang disampaikan. Kalau dalam
fungsi menjelaskan seluruh informasi berasal dari kurikulum, maka dalam fungsi
menjual gagasan isi dan sumber informasi berasal dari diri penyaji itu sendiri,
yang berkaitan dengan penyuguhan gagasan atau ide-ide baru untuk dikritisi oleh
penerima pesan.
3.
Fungsi
Admiminstratif
Fungsi ini adalah pemanfaatan media sebagai alat
bantu bagi lembaga pendidikan dalam menyebarkan informasi tentang kegiatan
administrasi akademik.
Dilihat dari fungsinya, media pembelajaran
seharusnya dikemas sesuai dengan peruntukkanya.
D.
Hambatan dalam Komunikasi
Hambatan-hambatan komunikasi yang ditemui dalam
proses belajar mengajar antara lain:
1.
Verbalisme,
dimana guru menerangkan pelajaran hanya melalui kata-kata atau secara lisan.
Disini yang aktif hanya guru, sedangkan murid lebih banyak bersifat pasif, dan
komunikasi bersifat satu arah.
2.
Perhatian yang
bercabang, yaitu perhatian murid tidak terpusat pada informasi yang disampaikan
guru, tetapi bercabang perhatian lainnya.
3.
Kekacauan
Penafsiran, terjadi disebabkan berbeda daya tangkap murid
4.
Tidak adanya
tanggapan, yaitu murid-murid tidak merespon aktif apa yang disampaikan oleh
guru.
5.
Kurang perhatian
6.
Keadaan fisik
dan lingkungan yang mengganggu
7.
Sikap pasif anak
didik yaitu tidak bergairahnya siswa dalam mengikuti pelajaran disebabkan
kesalahan memilih teknik komunikasi.[5]
E.
Komunikasi dalam proses belajar mengajar
Proses belajar mengajar pada
hakikatnya adalah proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari sumber
pesan melalui saluran atau media tertentu kepenerima pesan. Pesan, sumber
pesan, saluran atau media dan penerima pesan adalah komponen proses komunikasi.
Pesan yang dikomunikasikan adalah isi ajaran ataupun didikan yang ada dalam
kurikulum, sumber pesannya guru, siswa, orang lain ataupun penulis buku dan
produksi media, salurannya media pendidikan dan penerima adalah siswa atau juga
guru. Jadi, secara singkat interaksi belajar mengajar merupakan interaksi yang
berlangsung antara guru dengan sisiwa dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. [6]
Pesan berupa
ajaran dan didikan yang ada dikurikulum dituangkan oleh guru atau sumber lain
kedalam simbol komunikasi baik simbol verbal(kata-kata lisan ataupun tertulis)
ataupun sistem non verbal atau visual. Proses penuangan pesan edalam simbol
komunikasi disebut enconding. Selanjutnya penerima pesan(bisa siswa, peserta
latihan, ataupun guru dan pelatihnya sendiri) menafsirkan simbol komunikasi yang mengandung pesan disebut
decoding.[7]
1.
Komunikasi dalam
Pembelajaran
Proses pembelajaran merupakan
interaksi antara guru dengan peserta didik. Proses tersebut bukan hanya melalui
pemberian informasi dari guru kepada peserta didik tanpa mengembangkan gagasan
kreatif peserta didik, melainkan melalui komunikasi timbal balik antara guru
dengan peserta didik. Dalam komunikasi timbal balik ini peserta didik diberi
kesempatan untuk terlibat aktif dalam belajar baik mental, intelektual,
emosional, maupun fisik agar mampu mencari dan menemukan pengetahuan, sikap,
dan ketrampilan. Selanjutnya, kemampuan-kemampuan tersebut diharapkan dapat
membentuk pribadinya dan daat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Sedangkan, fungsi guru dalam hal ini dapat memberikan bimbingan dan menyediakan
berbagai kemunkinan yang dapat mendorong peserta didik belajar dan dapat
memperoleh pengalaman belajar sesuai dengan tujuan, serta membentuk
kepribadiannya.[8]
Interaksi dan komunikasi dalam
proses pembelajaran melibatkan faktor pengajar, peserta didik, dan materi
pembelajaran. Dalam proses pembelajaran terkadang pengajar mendominasi prose
interaksi, namun terkadang juga peserta didik mendominasi pross pembelajaran.
Pembelajaran yang berpusat pada
peserta didik, peserta didk merencanakan sendiri materii pembelajaran yang akan
dipelajari, kegiatan dalam pembelajaran akan lebih banyak didominasi oleh
peserta didik, sedangkan pengajar lebih banyak membimbing arah mengarahkan.
Proses pembelajaran merupaka upaya mempertemukan dua faktor, yaitu pengajar
aktif, peserta didik pasif.
2.
Pola kamunikasi
dalam proses pembelajaran
a. Komunikasi
satu arah
Dalam kemunikasi satu arah atau komunikasi sebagai
aksi pengajar menyampaikan mareti pembelajaran kepada peserta didik. Tidak ada
reaksi dari peserta didik.pda pembelajaran yang berpusat pada pengajaran, pada
umumnya terjadi terjadi proses yang bersifat penyajian atau penyampaian materi
pembelajatan. Dalam praktek pembelajaran semacam ini, kegiatan sepenuhnya ada di pihak pengajar,
sedangkan peserta didik hanya menerina diberi pembelajaran (pasif). Komunikasi
linier atau sering juga disebut sebagai komunikasi satu arah atau one way
communication. Salah satu ciri kamunikasi ini adlah adanya penyandian yang
dilakukan pengirim pesan dan inertretasi oleh penrima, serta antisipasi
kemungkinan adanya gangguan (noise) dalam proses kamunikasi yang
berlansung.
b. Komunikasi
dua arah
Komunikasi dua arah disebut pula komunikasi
anteraksi karena anatara pengajar dengan peserta didik terjadi interaksi.
Suasana kelas lebih aktif dan lebih dinamis. Terjadi umpan balik/ feedback
bagi pengajar.
c. Komunikasi
banyak arah
Komunikasi banyak arah atau komunikasi sebagai
transaksi karena komunikasi dalam proses pembelajaran terjadi secara timbal
balik dari pengajar ke peserta didik, peserta didik ke pegajar, dan peserta
didik ke peseta didik lainnya. Suasana kelas menjadi interaktif.[9]
3.
Fungsi Pengajar
dalam Komunikasi Pembelajaran
Fungsi
pengajar dalam komunikasi terutama dalam pembelajaran tidak hanya berfungsi
sebagai komunikator, tetapi juga (yang terpenting) adalah sebagai fasilitator
(pemberi kemudahan proses belajar) dan motivator yang memberi dorongan dan
semangat dalam belajar dari peserta didik. Untuk melaksanakan fungsinya,
pengajar harus mempunyai penguasaan ilmu yang harus diajarkan kepada peserta
didik dam kemampuan mengajar, sehingga peserta didik dan kemampuan mengajarkan,
sehingga peserta didik mau belajar.[10]
BAB
III
PENUTUP
Komunikasi adalah suatu proses yakni aktivitas untuk mencapai tujuan
komunikasi itu sendiri. Dengan demikian proses komunikasi terjadi bukan secara
kebetulan akan tetapi dirancang dan diarahkan kepada pencapaian tujuan.
Macam-macam komunikasi adalah komunikasi langsung dan menggunakan media.
Sedangkan fungsinya untuk menjelaskan,
menjual gagasan, dan administratif.
Hambatan-hambatan
komunikasi yang ditemui dalam proses belajar mengajar antara lain:
·
Verbalisme,
dimana guru menerangkan pelajaran hanya melalui kata-kata atau secara lisan.
Disini yang aktif hanya guru, sedangkan murid lebih banyak bersifat pasif, dan
komunikasi bersifat satu arah.
·
Perhatian yang
bercabang, yaitu perhatian murid tidak terpusat pada informasi yang disampaikan
guru, tetapi bercabang perhatian lainnya.
·
Kekacauan
Penafsiran, terjadi disebabkan berbeda daya tangkap murid
·
Tidak adanya
tanggapan, yaitu murid-murid tidak merespon aktif apa yang disampaikan oleh
guru.
·
Kurang perhatian
·
Keadaan fisik
dan lingkungan yang mengganggu
·
Sikap pasif anak
didik yaitu tidak bergairahnya siswa dalam mengikuti pelajaran disebabkan
kesalahan memilih teknik komunikasi.
Dalam
hal ini komunikasi terjadi dalam proses belajar mengajar.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Wina Sanjaya,
Media Komunikasi Pembelajaran (Jakarta: Kencana, 2012), hlm. 79
[2] Usman, M.
Basyiruddin Asnawir, Media Pembelajaran (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hlm. 1
[3] Wina Sanjaya, Op.Cit.,
hlm. 80
[4] Wina Sanjaya,
hlm. 93
[5] Usman, M.
Basyiruddin Asnawir, Media Pembelajaran (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hlm. 6
[6] Abu Ahmadi, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1997),
hlm 118
[7] Arief S Sadiman, Media Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 1996), hlm 12
[8] Munir,
kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Kamunikasi, (Bandung: Alfabeta,
2010), hlm. 167.
[9] Munir, Kurikulum
Berbasis Teknologi Informasi dan Kamunikasi, (Bandung: Alfabeta, 2010),
hlm. 170-171
[10] Munir, Kurikulum
Berbasis Teknologi Informasi dan Kamunikasi, (Bandung: Alfabeta, 2010),
hlm. 171.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar