Selasa, 08 Maret 2016


KOMUNIKASI DAN POSES PEMBELAJARAN
Makalah
Disusun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah                : Teknologi Pendidikan
Dosen Pengampu        :  Ahmad Afroni, M.Pd
Logo-STAIN-Pekalongan.gif
oleh :
1.      Tina Lusiati                       (2021113080)
2.      Irma Ayu Purnami             (2021113209)
3.      Nailal Izzati                       (2021113285)
4.      Nia Ni’matul Aulia            (2021113000)
5.      Afriyani                             (2021113083)
Kelas B
PRODI PAI
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
PEKALONGAN
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang masalah
Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia tidak dapat dipisahkan dari upaya peningkatan kualitas pendidikan yang sekarang ini sedang menjadi sorotan dan harapan banyak orang di Indonesia. Wujud dari proses pendidikan yang paling riil terjadi di lapangan dan bersentuhan langsung dengan sasaran adalah berupa kegiatan belajar mengajar pada tingkat satuan pendidikan. Kualitas kegiatan belajar mengajar atau sering disebut dengan proses pembelajaran tentu saja akan berpengaruh terhadap mutu pendidikan yang output-nya berupa sumber daya manusia.
Kegiatan pembelajaran merupakan proses transformasi pesan edukatif berupa materi belajar dari sumber belajar kepada peserta didik. Dalam pembelajaran terjadi proses komunikasi untuk menyampaikan pesan dari pendidik kepada peserta didik dengan tujuan agar pesan dapat diterima dengan baik dan berpengaruh terhadap pemahaman serta perubahan tingkah laku. Dengan demikian keberhasilan kegiatan pembelajaran sangat tergantung kepada efektifitas proses komunikasi yang terjadi dalam pembelajaran tersebut.
B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Pengertian Komunikasi dan Pembelajaran
2.      Macam-Macam Komunikasi
3.      Fungsi Komunikasi
4.      Hambatan dalam Komunikasi
5.      Komunikasi dalam proses belajar mengajar




BAB II
PEMBAHASAN

A.       Pengertian Komunikasi dan Pembelajaran
Komunikasi adalah suatu proses yakni aktivitas untuk mencapai tujuan komunikasi itu sendiri. Dengan demikian proses komunikasi terjadi bukan secara kebetulan akan tetapi dirancang dan diarahkan kepada pencapaian tujuan.
Dalam proses komunikasi selamanya melibatkan tiga komponen penting antara lain:
1.        Sumber pesan yaitu orang yang akan menyampaikan atau mengkomunikasikan sesuatu
2.        Pesan itu sendiri atau segala sesuatu yang ingin disampaikan atau materi komunikasi
3.        Penerima pesan yaitu orang yang akan menerima informasi melalui indara mata dan telinga untuk diolah sehingga dapat dipahami.[1]
Proses komunikasi tersebut selalu mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan zaman dan majunya ilmu pengetahuan.[2]
Efektivitas komunikasi dapat dilihat dari aktivitas penerima pesan melalui feedback yang dilakukannya, misalnya dengan bertanya, menjawab atau melaksanakan pesan yang disampaikan. Dari respond penerima tersebut, akan terjadi umpan balik yang menunjukkan adanya efektivitas komunikasi.[3]




B.       Macam-Macam Komunikasi
Proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah proses komunikasi. Pada komunikasi pembelajaran guru berperan sebagai pengantar pesan dan siswa sebagai penerima pesan. Pembelajaran sebagai suatu proses komunikasi digambarkan pada bagian berikut ini:
 



Gambar: Komunikasi Langsung
Pengirim pesan dalam sistem pembelajaran bisa dilakukan oleh guru, dosen atau instruktur secara langsung kepada penerima pesan yakni siswa, mahasiswa atau peserta belajar. Dalam konteks ini pembelajaran berlangsung secara bertatap muka antara guru dan siswa. Media yang digunakan dalam proses pembelajaran langsung ini biasanya adalah bahasa verbal. Melalui bahasa verbal guru (instruktur) menyampaikan pesan yang ingin diinformasikannya.
Dalam suatu proses komunikasi secara langsung diperlukan alat bantu yang berfungsi untuk mempermudah penyampaian pesan. Inilah hakikat dari media pembelajaran. Oleh sebab itu bagan komunikasi ditambah dengan unsur media sebagai berikut:
 





Gambar: Komunikasi dengan Media
Dalam konteks komunikasi secara langsung seperti diatas, fungsi media adalah sebagai alat bantu untuk guru dalam mengkomunikasikan pesan, agar proses komunikasi berjalan dengan baik.
Disamping proses pembelajaran sebagai proses komunikasi yang dapat dilakukan secara langsung, juga proses komunikasi bisa dilakukan secara tidak langsung. Guru bisa mendesain pesan yang ingin disampaikan tidak dilaksanakan secara langsung, akan tetapi pesan didesain melalui media tertentu. Dengan demikian media pembelajaran tidak lagi berfungsi sebagai alat yang dapat mempermudah siswa belajar akan tetapi berfungsi sebagai sumber belajar, oleh karena gagasan dan ide disampaikan tidak lagi diberikan secara langsung akan tetaapi dikemas sedemikian rupa dalam sebuah media yang dapat dipelajari secara individual tanpa memerlukan kehadiran guru.[4]

C.       Fungsi Komunikasi
Media Komunikasi pembelajaran bukan hanya sekedar menginformasikan gagasan, atau menyampaikan sesuatu akan tetapi lebih dari pada itu. Ada empat fungsi komunikasi dalam proses pembelajaran, yakni:
1.         Fungsi menjelaskan
Fungsi untuk menjelaskan merupakan fungsi utama dari media komunikasi. Manakala kita lihat dari sejarahnya, memang media komunikasi pertama kali dikembangkan untuk membantu menjelaskan sesuatu. Misalnya dalam proses mengajar yang dilakukan guru, media pembelajaran sering digunakan untuk membantu menjelaskan informasi yang disampaikan guru pada sekelompok siswa. Dalam konteks ini posisi media pembelajaran lebih berperan dan dipengaruhi oleh guru.
2.         Fungsi Menjual gagasan
Fungsi ini hampir sama dengan fungsi yang pertama. Bedanya terletak pada isi dan sumber informasi yang disampaikan. Kalau dalam fungsi menjelaskan seluruh informasi berasal dari kurikulum, maka dalam fungsi menjual gagasan isi dan sumber informasi berasal dari diri penyaji itu sendiri, yang berkaitan dengan penyuguhan gagasan atau ide-ide baru untuk dikritisi oleh penerima pesan.

3.         Fungsi Admiminstratif
Fungsi ini adalah pemanfaatan media sebagai alat bantu bagi lembaga pendidikan dalam menyebarkan informasi tentang kegiatan administrasi akademik.
Dilihat dari fungsinya, media pembelajaran seharusnya dikemas sesuai dengan peruntukkanya.

D.       Hambatan dalam Komunikasi
Hambatan-hambatan komunikasi yang ditemui dalam proses belajar mengajar antara lain:
1.         Verbalisme, dimana guru menerangkan pelajaran hanya melalui kata-kata atau secara lisan. Disini yang aktif hanya guru, sedangkan murid lebih banyak bersifat pasif, dan komunikasi bersifat satu arah.
2.         Perhatian yang bercabang, yaitu perhatian murid tidak terpusat pada informasi yang disampaikan guru, tetapi bercabang perhatian lainnya.
3.         Kekacauan Penafsiran, terjadi disebabkan berbeda daya tangkap murid
4.         Tidak adanya tanggapan, yaitu murid-murid tidak merespon aktif apa yang disampaikan oleh guru.
5.         Kurang perhatian
6.         Keadaan fisik dan lingkungan yang mengganggu
7.         Sikap pasif anak didik yaitu tidak bergairahnya siswa dalam mengikuti pelajaran disebabkan kesalahan memilih teknik komunikasi.[5]

E.       Komunikasi dalam proses belajar mengajar
Proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan melalui saluran atau media tertentu kepenerima pesan. Pesan, sumber pesan, saluran atau media dan penerima pesan adalah komponen proses komunikasi. Pesan yang dikomunikasikan adalah isi ajaran ataupun didikan yang ada dalam kurikulum, sumber pesannya guru, siswa, orang lain ataupun penulis buku dan produksi media, salurannya media pendidikan dan penerima adalah siswa atau juga guru. Jadi, secara singkat interaksi belajar mengajar merupakan interaksi yang berlangsung antara guru dengan sisiwa dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. [6]
Pesan berupa ajaran dan didikan yang ada dikurikulum dituangkan oleh guru atau sumber lain kedalam simbol komunikasi baik simbol verbal(kata-kata lisan ataupun tertulis) ataupun sistem non verbal atau visual. Proses penuangan pesan edalam simbol komunikasi disebut enconding. Selanjutnya penerima pesan(bisa siswa, peserta latihan, ataupun guru dan pelatihnya sendiri) menafsirkan simbol  komunikasi yang mengandung pesan disebut decoding.[7]
1.         Komunikasi dalam Pembelajaran
Proses pembelajaran merupakan interaksi antara guru dengan peserta didik. Proses tersebut bukan hanya melalui pemberian informasi dari guru kepada peserta didik tanpa mengembangkan gagasan kreatif peserta didik, melainkan melalui komunikasi timbal balik antara guru dengan peserta didik. Dalam komunikasi timbal balik ini peserta didik diberi kesempatan untuk terlibat aktif dalam belajar baik mental, intelektual, emosional, maupun fisik agar mampu mencari dan menemukan pengetahuan, sikap, dan ketrampilan. Selanjutnya, kemampuan-kemampuan tersebut diharapkan dapat membentuk pribadinya dan daat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan, fungsi guru dalam hal ini dapat memberikan bimbingan dan menyediakan berbagai kemunkinan yang dapat mendorong peserta didik belajar dan dapat memperoleh pengalaman belajar sesuai dengan tujuan, serta membentuk kepribadiannya.[8]
Interaksi dan komunikasi dalam proses pembelajaran melibatkan faktor pengajar, peserta didik, dan materi pembelajaran. Dalam proses pembelajaran terkadang pengajar mendominasi prose interaksi, namun terkadang juga peserta didik mendominasi pross pembelajaran.
Pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, peserta didk merencanakan sendiri materii pembelajaran yang akan dipelajari, kegiatan dalam pembelajaran akan lebih banyak didominasi oleh peserta didik, sedangkan pengajar lebih banyak membimbing arah mengarahkan. Proses pembelajaran merupaka upaya mempertemukan dua faktor, yaitu pengajar aktif, peserta didik pasif.
2.             Pola kamunikasi dalam proses pembelajaran
a.       Komunikasi satu arah
Dalam kemunikasi satu arah atau komunikasi sebagai aksi pengajar menyampaikan mareti pembelajaran kepada peserta didik. Tidak ada reaksi dari peserta didik.pda pembelajaran yang berpusat pada pengajaran, pada umumnya terjadi terjadi proses yang bersifat penyajian atau penyampaian materi pembelajatan. Dalam praktek pembelajaran semacam ini,  kegiatan sepenuhnya ada di pihak pengajar, sedangkan peserta didik hanya menerina diberi pembelajaran (pasif). Komunikasi linier atau sering juga disebut sebagai komunikasi satu arah atau one way communication. Salah satu ciri kamunikasi ini adlah adanya penyandian yang dilakukan pengirim pesan dan inertretasi oleh penrima, serta antisipasi kemungkinan adanya gangguan (noise) dalam proses kamunikasi yang berlansung.


b.      Komunikasi dua arah
Komunikasi dua arah disebut pula komunikasi anteraksi karena anatara pengajar dengan peserta didik terjadi interaksi. Suasana kelas lebih aktif dan lebih dinamis. Terjadi umpan balik/ feedback bagi pengajar.
c.       Komunikasi banyak arah
Komunikasi banyak arah atau komunikasi sebagai transaksi karena komunikasi dalam proses pembelajaran terjadi secara timbal balik dari pengajar ke peserta didik, peserta didik ke pegajar, dan peserta didik ke peseta didik lainnya. Suasana kelas menjadi interaktif.[9]
3.             Fungsi Pengajar dalam Komunikasi Pembelajaran
Fungsi pengajar dalam komunikasi terutama dalam pembelajaran tidak hanya berfungsi sebagai komunikator, tetapi juga (yang terpenting) adalah sebagai fasilitator (pemberi kemudahan proses belajar) dan motivator yang memberi dorongan dan semangat dalam belajar dari peserta didik. Untuk melaksanakan fungsinya, pengajar harus mempunyai penguasaan ilmu yang harus diajarkan kepada peserta didik dam kemampuan mengajar, sehingga peserta didik dan kemampuan mengajarkan, sehingga peserta didik mau belajar.[10]







BAB III
PENUTUP
Komunikasi adalah suatu proses yakni aktivitas untuk mencapai tujuan komunikasi itu sendiri. Dengan demikian proses komunikasi terjadi bukan secara kebetulan akan tetapi dirancang dan diarahkan kepada pencapaian tujuan.
Macam-macam komunikasi adalah komunikasi langsung dan menggunakan media. Sedangkan fungsinya untuk menjelaskan, menjual gagasan, dan administratif.
Hambatan-hambatan komunikasi yang ditemui dalam proses belajar mengajar antara lain:
·      Verbalisme, dimana guru menerangkan pelajaran hanya melalui kata-kata atau secara lisan. Disini yang aktif hanya guru, sedangkan murid lebih banyak bersifat pasif, dan komunikasi bersifat satu arah.
·      Perhatian yang bercabang, yaitu perhatian murid tidak terpusat pada informasi yang disampaikan guru, tetapi bercabang perhatian lainnya.
·      Kekacauan Penafsiran, terjadi disebabkan berbeda daya tangkap murid
·      Tidak adanya tanggapan, yaitu murid-murid tidak merespon aktif apa yang disampaikan oleh guru.
·      Kurang perhatian
·      Keadaan fisik dan lingkungan yang mengganggu
·      Sikap pasif anak didik yaitu tidak bergairahnya siswa dalam mengikuti pelajaran disebabkan kesalahan memilih teknik komunikasi.
Dalam hal ini komunikasi terjadi dalam proses belajar mengajar.



DAFTAR PUSTAKA



[1] Wina Sanjaya, Media Komunikasi Pembelajaran (Jakarta: Kencana, 2012), hlm. 79
[2] Usman, M. Basyiruddin Asnawir, Media Pembelajaran (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hlm. 1
[3] Wina Sanjaya, Op.Cit., hlm. 80
[4] Wina Sanjaya, hlm. 93
[5] Usman, M. Basyiruddin Asnawir, Media Pembelajaran (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hlm. 6
[6] Abu Ahmadi, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1997), hlm 118
[7] Arief S Sadiman, Media Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996), hlm 12
[8] Munir, kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Kamunikasi, (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm. 167.
[9] Munir, Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Kamunikasi, (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm. 170-171
[10] Munir, Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Kamunikasi, (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm. 171.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar